Video Berita

Penulis Dewi Lestari Kecam Aksi Sebar PDF Buku Ilegal

Novelis Dewi Lestari angkat bicara terkait beredarnya PDF ilegal yang ramai dibagikan di media sosial di tengah wabah virus corona. Baru-baru ini

Penulis: Bambang Irawan | Editor: Daniel Tri Hardanto
kolase
Penulis Dewi Lestari kecam aksi sebar PDF buku ilegal. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Novelis Dewi Lestari angkat bicara terkait beredarnya PDF ilegal yang ramai dibagikan di media sosial di tengah wabah virus corona.

Baru-baru ini jagat medsos semakin ramai seiring dengan berlakunya kebijakan work from home.

Banyak orang menggunakan media sosial mereka untuk membunuh kejenuhan.

Mulai dari melakukan berbagai challenge hingga berbagi hal-hal bermanfaat lainnya.

Salah satu yang cukup ramai adalah menyebarnya sebuah utas yang membagikan buku dalam bentuk PDF secara gratis.

VIDEO Kru Panji Petualang Kena Gigit Ular Kobra saat Jenguk King Kobra Garaga di Hutan

VIDEO Viral Pulang Belanja, Wanita Ini Diguyur Air dan Dimandikan di Depan Rumah

VIDEO Viral Cuitan di Twiter Ingatkan Hati-hati Beli Hand Sanitizer

VIDEO Viral Pengendara Motor Melawan Arah di Tol Cempaka Putih

Hal ini kemudian disambut dengan respon pro dan kontra di masyarakat.

Bagi yang mendukung, fasilitas ini memudahkan mereka untuk mendapat nutrisi bergizi dengan tanpa berusaha keras di tengah menaati imbauan untuk tetap stay at home.

Namun, di sisi lain, fenomena ini dinilai merugikan bagi para pekerja di dunia penerbitan, mulai dari perusahaan, penulis, editor, ilustrator hingga marketing.

Novelis Dewi Lestari mengungkapkan kekecewaannya melalui unggahan Instagram, Rabu (1/4/2020).

Instagram @deelestari ()

Ia mengawali tulisannya dengan menceritakan dampak ekonomi di tengah wabah corona yang dialami masyarakat luas.

Namun baginya, membagikan PDF buku secara ilegal berarti merampas haknya dan juga para pelaku di dunia penerbitan.

Perempuan 44 tahun ini juga berharap agar mendapatkan dukungan dari para pembaca di tengah kesulitan industri penerbitan.

"Saya berbicara bukan atas nama diri sendiri saja, melainkan semua penulis yang beroleh pendapatan melalui royalti. Royalti adalah hajat hidup kami. Tidak semua dari kami kaya raya, tak semua juga miskin merana. Satu hal yang pasti: royalti adalah hak atas jerih payah kami menuliskan buku.

Saya, teman-teman penulis, penerbit buku, tengah bergulat mencari titik terang dari badai ekonomi besar yang tengah dan akan bergulung sebentar lagi. Kami juga ingin mencari cara terbaik untuk bisa terus berkarya dan memberikan pilihan-pilihan yang tak memberatkan kepada pembaca sekalian. Situasi ini berat buat kita semua. Untuk bisa mengatasinya, kita harus saling mendukung. Bukan saling merampas. Bukan saling menikung.
Setop unggah-unduh PDF bajakan.
Setop penyebaran tautannya.
#SalingDukung" tulis Dewi Lestari dalam unggahannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved