Virus Corona

Marah Disuruh Pakai Masker, Pria Paruh Baya Ditembak Mati Polisi, Presiden: Tembak Mati Mereka!

Pria paruh baya tersebut sebelumnya juga sempat mengancam para pejabat desa dan polisi dengan alat sabit di pos pemeriksaan virus corona.

grafis tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi - Marah Disuru Pakai Masker, Pria Paruh Baya Ditembak Mati Polisi, Presiden: Tembak Mati Mereka!. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang pria paruh baya Tewas ditembak mati polisi di Filipina, pada Sabtu (4/4/2020).

Sebelum ditembak mati, pria berusia 63 tahun tersebut sempat melontarkan kata-kata provokasi dan kemudian menyerang petugas dengan sabit.

Hal tersebut dilakukan pria 63 tahun itu setelah petugas memberikan peringatan untuk menggunakan Masker dan tidak berkeliaran di luar rumah, sebagai antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).

Presiden Rodrigo Duterte sendiri sebelumnya telah memperingatkan pada Rabu (1/4/2020) bahwa dia akan memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah.

 Kisah Kakek 112 Tahun Alami 4 Peristiwa Besar Dunia, Flu Spanyol, Perang Dunia hingga Wabah Corona

Pria 63 Tahun Ditembak Mati Polisi karena Tak Pakai Masker dan Abaikan Aturan Social Distancing

• Lagi, Jubir Presiden Fadjroel Rachman Ralat Pernyataannya Sendiri

 Mahfud MD Klarifikasi Pernyataan Menkumham Yasonna Laoly Soal Pembebasan Napi Korupsi

Tak hiraukan aturan pembatasan diri atau social distancing dan tidak memakai Masker, sebagai antisipasi penyebaran virus corona, seorang pria di Filipina ditembak mati, pada Sabtu (4/4/2020).

Pria berusia 63 tahun tersebut sebelumnya juga sempat mengancam para pejabat desa dan polisi dengan alat sabit di pos pemeriksaan virus corona.

Pria tersebut diyakini sedang mabuk ketika mengancam para pejabat desa dan polisi yang menjaga pos pemeriksaan di Kota Nasipit, Provinsi Agusan del Norte Selatan, Kamis (2/4/2020).

"Tersangka telah diperingatkan oleh petugas kesehatan desa, karena tidak mengenakan Masker," kata sebuah laporan yang dilansir Aljazeera.

"Tapi tersangka marah dan mengucapkan kata-kata (yang) memprovokasi dan akhirnya menyerang personel menggunakan sabit."

Tersangka akhirnya ditembak mati oleh seorang polisi yang berusaha menenangkannya.

Ini adalah insiden pertama yang dilaporkan tentang penembakan terhadap warga oleh polisi karena menolak mengikuti aturan pembatasan untuk mengekang penyebaran virus corona.

Presiden Rodrigo Duterte sendiri sebelumnya telah memperingatkan pada Rabu (1/4/2020) bahwa dia akan memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah.

"Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting bagi kami untuk memberikan perintah," katanya dalam pidato nasional televisi larut malam.

"Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter karena itu adalah kejahatan serius."

"Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah dan hidup mereka dalam bahaya: tembak mati mereka."

Sementara itu, diketahui Pulau Utama Luzon di Filipina telah ditutup selama sebulan sejak 16 Maret silam.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved