Kasus Corona di Lampung

Pos Pantau Covid-19: Dalam 18 Hari Ada 4.872 Orang Masuk Tanggamus

Pos Pantau Covid-19 Tanggamus yang berdiri di Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka telah mendata orang-orang yang masuk dari arah barat.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto
Bupati Tanggamus Dewi Handajani mengunjungi pos pantau Covid-19 di Sedayu, Kecamatan Semaka, Senin (6/4/2020). 

"Selama pos pantau Sedayu beroperasi kami tidak menemukan orang diduga kuat terinfeksi Covid-19. Semuanya masih masuk kategori sehat," terang Suhairi.

Bupati Tanggamus Dewi Handajani yang memantau pos pantau dan RSUD Batin Mangunang, Kota Agung, mengatakan, semua tempat berfungsi dengan baik sesuai prosedur operasional standar.

"Upaya kami hanya bisa screening pendatang, pemudik yang masuk ke wilayah Tanggamus. Mereka harus dijamin, dipastikan tidak menjadi carrier dari penyebaran virus corona di Tanggamus," kata Dewi.

Selain itu, usaha sosialisasi dan edukasi di masyarakat secara masif terus dilakukan mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, dan pekon.

Dewi bersama jajaran kaum wanita peduli Covid-19 juga memberikan bantuan berupa tali asih, makanan ringan, susu, dan vitamin ke dua pos pantau dan RSUD.

"Ini kepedulian kami pada petugas yang siap bekerja bagaimana caranya agar Covid-19 tidak menjangkiti masyarakat Tanggamus," kata Dewi.

Penumpang Keberatan

Kabid Kesiapsigaan BPBD Tanggamus Suhairi mengaku, pos pantau Covid-19 di Sedayu menuai protes dari para penumpang angkutan umum. 

"Alasan mereka karena dari mulai perbatasan Bengkulu dengan Lampung sudah diperiksa, lalu diperiksa lagi saat di perbatasan Pesisir Barat, kemudian diperiksa saat masuk Tanggamus. Hasil pemeriksaannya juga sama," terang Suhairi.

Kemudian para awak bus juga keberatan karena setiap pemeriksaan selalu disemprot disinfektan di dalam kabinnya.

Menurut Suhairi, penyemprotan disinfektan di bus AC dinilai mengganggu kenyamanan penumpang.

Karena bau disinfektan bertahan lama.

"Saya sudah sampaikan ke bupati keluhan itu. Jadi nanti bagimana solusinya akan dirapatkan," ujar Suhairi.

Ia mengaku, bisa saja pos ditiadakan dan gantinya memaksimalkan puskesmas yang ada di tepi Jalinbar, seperti Puskesmas Sanggi di Kecamatan Bandar Negeri Semong dan Puskesmas Siring Betik di Kecamatan Wonosobo.

"Jadi itu memudahkan juga petugas puskesmas juga karena mereka selain piket di pos pantau, ada piket juga di puskesmasnya," terang Suhairi.

Ia menyarankan lebih baik dirikan pos pantau di Kelumbayan Barat.

Sebab meskipun cakupan kecil, banyak warga dari Pulau Jawa masuk ke Kelumbayan lewat jalur Pesawaran. (Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved