Kasus Corona di Lampung
Cerita Petugas Puskesmas di Lampung Tengah Terpaksa Membuat Pakaian APD dari Bahan Seadanya
Sejumlah puskesmas di beberapa kecamatan di Lampung Tengah mengalami kekurangan APD, seperti Kota Gajah, Seputih Raman, dan Seputih Banyak.
Penulis: syamsiralam | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA GAJAH - Keseriusan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah memerangi wabah corona tak diimbangi dengan ketersediaan alat pelindung diri (APD).
Sejumlah puskesmas di beberapa kecamatan di Lampung Tengah mengalami kekurangan APD, seperti Kota Gajah, Seputih Raman, dan Seputih Banyak.
Karena keterbatasan APD, sejumlah petugas terpaksa membuah APD dengan menggunakan bahan seadanya.
Di Kota Gajah misalnya, petugas kesehatan baru mendapatkan APD berupa masker, sarung tangan, dan hand sanitizer.
• Banjir Order APD, Penjahit Elly Konveksi Rela Lembur hingga Tengah Malam
• BERITA FOTO Intip Proses Pembuatan APD di Bandar Lampung
• Pasien Positif Corona Lampung yang Meninggal Dunia Bertambah Lagi, Total Jadi 4 Orang
Selama ini, mereka berinisiatif membuat APD dengan menggunakan bahan seadanya.
Meri, dokter jaga di Puskemas Kota Gajah, menjelaskan, pihaknya sejauh ini hanya mendapat dua pakaian APD.
"Kami hanya mendapat masker, sarung tangan, dan hand sanitizer. Untuk pakaian APD hanya dua unit. Itu pun tanpa masker dan kacamata pelindung," ujar Meri, Rabu (8/4/2020).
Hal sama dikatakan Kepala Puskemas Seputih Raman Catur Prasetyo Budi.
Sejauh ini Puskemas Seputih Raman hanya mendapatkan 15 kotak masker, dimana setiap kotak berisi 50 buah masker.
"Untuk masker hari ini kami sudah kehabisan stok, karena hanya diberi 15 boks. Sementara kebutuhan masker kami satu kotak per hari," terang Catur.
Untuk mengakali kekurangan pakaian APD, pihaknya membuat sendiri dengan menggunakan bahan kain.
"Kalau itu jauh dari standar. Tapi terpaksa kami membuat demi untuk pencegahan saja. Walau tidak 100 persen (melindungi), setidaknya penting untuk petugas kesehatan kita," katanya.
Sementara petugas Puskemas Seputih Banyak mengaku butuh rapid test.
"Kami butuh rapid test. Karena rapid test kan cuma ada di kabupaten. Selain itu, ambulans juga kami butuh. Karena kami di sini sering menangani pasien dengan gejala seperti corona," kata petugas yang enggan disebut namanya ini. (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)