Kasus Corona di Indonesia
Kisah Tenaga Medis di Tengah Pandemi Corona, Diusir dari Indekos hingga Ditampar Satpam
Berikut, kumpulan kisah para tenaga medis terutama perawat, selama pandemi virus corona di Indonesia.
Direktur Reskrimum Polda Jateng Kombes Budi Haryanto menjelaskan, tiga pelaku diduga melanggar Pasal 212 KUHP dan 214 KUHP serta Pasal 14 ayat 1 UU no 4 tahun 1984 tentang penanggulangan wabah.
Menyusul kejadian ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta maaf.
Ia memastikan, jenazah pasien positif yang telah meninggal tak akan menularkan virus.
Dengan mata berkaca-kaca, Ganjar meminta agar masyarakat mengasah kepekaan dan rasa kemanusiaan.
"Para perawat, dokter dan tenaga medis tidak pernah menolak pasien, kenapa kita tega menolak jenazah mereka?" ungkap Gubernur Ganjar.
2. Perawat RSUP Persahabatan Terpaksa Angkat Kaki dari Indekos
Para staf medis dan perawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan memilih angkat kaki dari indekos mereka lantaran mendapat perlakuan diskriminatif.
Hal itu dibenarkan oleh Direktur RSUP Persahabatan Rita Rogayah.
Kuatnya stigma tetangga indekos membuat perawat RSUP Persahabatan memilih pergi.
"Mereka tidak nyaman karena ada stigma, mereka bekerja di RSUP Persahabatan sebagai rumah sakit infeksi," kata dia.
Lingkungan tempat indekos memposisikan para petugas medis tersebut membawa penyakit, padahal mereka telah melalui prosedur yang ketat setiap pulang dari bertugas.
"Sehingga mereka kalau kembali ke rumah, mereka merasa sepertinya menularkan Covid-19 dan membawa virus ke rumah. Lingkungan itu menstigma mereka itu membawa penyakit," kata dia.
Menyusul kejadian itu, beberapa pihak telah mencarikan tempat bagi mereka.
Beberapa donatur bersedia menawarkan bantuan akomodasi bagi para petugas medis.
3. Perawat Ditampar saat Ingatkan Pakai Masker

Seorang perawat klinik berinisial HM mendapatkan tamparan usai mengingatkan seorang satpam supaya mengenakan masker saat berobat.
Maksud baik sang perawat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 itu justru berujung penganiayaan.
Oknum satpam berinisial B awalnya berobat di Klinik Dwi Puspita, Semarang.