Gara-gara Demam Bocah 5 Tahun Hendak ke RS Dicegat Warga, Bupati Tak Mampu Membujuk

Made Deva (5) yang mengalami demam tinggi dan muntah-muntah ditolak warga dan tidak diperbolehkan turun dari kapal.

(Istimewa)
Gara-gara Demam Bocah 5 Tahun Hendak ke RS Dicegat Warga, Bupati Tak Mampu Membujuk. FOTO Ni Wayan Junianti memeluk anaknya yang lemas karena demam tinggi sesaat setelah berlabuh secara darurat di Pelabuhan Banjar Bias, Kusamba, Jumat (17/6/2020) petang. 

Kondisi ini membuat fast boat yang merujuk anak laki-laki itu memilih berlabuh di Pelabuhan Padang Bai.

Di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, petugas medis yang merujuk Deva pun mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

"Kondisi ponakan kami demam tinggi, sudah dalam keadaan diinfus dan sempat muntah-muntah," ungkap paman Deva, Wayan Yadnya, ketika dikonfirmasi, Jumat (17/6/2020).

Masalah pun mulai terjadi ketika hendak berlabuh di Pelabuhan Padang Bai.

Sejumlah warga tidak mengizinkan speedboat yang mengantar anak sakit itu berlabuh di pelabuhan.

Ambulans dari RSUD Klungkung beserta petugas kesehatan sudah siap dengan APD lengkap menunggu di dermaga diadang oleh warga dan tidak diperbolehkan menerima pasien.

"Hampir satu jam lebih speedboat terombang ambing. Sempat ada negosiasi pihak RSUD Klungkung dengan warga, namun sayang sekali keponakan kami tetap tidak diperbolehkan turun di Pelabuhan Padang Bai," jelas Wayan Yadnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 Wita, akhirnya pihak keluarga meminta bantuan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, beserta TNI dan Polisi untuk bernegosiasi dengan warga di Pelabuhan Padang Bai.

Namun tetap tidak berhasil membujuk warga agar mengizinkan pasien tersebut turun di Pelabuhan Padang Bai.

"Akhirnya alternatif terakhir, speedboat harus bersandar di Pelabuhan Banjar Bias Desa Kusamba, meskipun dengan risiko cuaca dan gelombang besar karena sudah petang," ungkap Wayan Yadnya.

Setelah berkomunikasi dengan warga setempat, warga langsung menuju pesisir walau saat itu Pelabuhan Banjar Bias sudah tidak beroperasi.

Warga setempat, bersama polisi, TNI harus bergotong royong untuk membantu fastboat tersebut berlabuh secara darurat ke pesisir.

Saat itu tidak ada tangga, yang biasa digunakan untuk menyeberangkan warga dari boat ke pesisir.

Ibu pasien Ni Wayan Junianti pun harus menerjang ombak setelah turun dari fast boat.

Dengan tegar Junianti berjalan menyusuri air laut, hingga basah kuyup sembari terus mendekap putranya yang sudah dalam keadaan lemas.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved