Ramadan 2020
RAMADAN 2020, Niat Mandi Wajib dalam Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahannya
Bagaimana niat mandi wajib? Lalu, bagaimana ketentuan mandi junub saat bulan Ramadhan?
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID BANDAR LAMPUNG - Pelaksanaan mandi wajib atau mandi junub menjadi wajib bagi seorang Muslim yang melakukan hadas besar. Bagaimana niat mandi wajib atau mandi junub?
Serta, bagaimana tata cara mandi junub? Lalu, bagaimana ketentuan mandi junub saat bulan Ramadhan?
Mandi wajib adalah mandi atau menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan hadas besar.
Wakil Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Lampung, ustaz KH Mukhlis Solihin mengungkapkan, sebelum melakukan mandi junub, seorang muslim hendaknya membaca Basmallah.
“Tapi kalau hafal dengan doa yang diajarkan, itu akan lebih baik,” kata ustaz KH Mukhlis Solihin, beberapa waktu lalu.
Berikut, bacaan niat mandi wajib dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla lirof’il hadatsil akbari fardhon lillaahi ta’aalaa
Artinya: Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar, fardu karena Allah Taala.
• RAMADAN 2020, Niat Puasa Ramadhan dalam Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahannya
• 15 Resep Buka Puasa Praktis Ramadhan 2020

Apa manfaat utama mandi junub?
Mandi junub memiliki manfaat utama membersihkan hadas besar.
Hal itu supaya pelaksanaan semua ibadah manusia dalam situasi suci.
Bagaimana tata cara mandi junub?
Ada sejumlah tata cara mandi junub yang harus dilakukan.
1. Membaca niat mandi wajib
Terdapat beberapa bacaan niat mandi junub sesuai dengan tujuan melakukannya.
a. Niat secara umum
Niat dan doa ini dapat dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang dapat menghilangkan hadas besar.
Berikut, niat dan doa secara umum.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf 'il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta'aala
Artinya: Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar, fardu kerena Allah Taala.
b. Niat setelah haid
Haid atau menstruasi terjadi pada seorang wanita yang telah dewasa.
Pada wanita dewasa, hal ini normal terjadi setiap bulannya hingga menopause.
Selama haid, wanita dilarang melaksanakan salat dan puasa.
Mandi junub dapat dilakukan ketika masa haid telah berakhir agar dapat kembali dapat beribadah.
Berikut, niat mandi junub setelah haid.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'i hadatsil haidil lillahi Ta'aala.
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Taala.
c. Niat setelah nifas
Nifas adalah keluarnya darah dari rahim wanita karena melahirkan atau setelah melahirkan.
Darah nifas akan keluar kurang lebih selama 40 hari.
Selama masa nifas, seorang wanita dilarang untuk salat dan puasa.
Berikut, niat mandi junub setelah nifas:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'i hadatsin nifaasi lillahi Ta'aala.
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk menyucikan hadas besar dari nifas karena Allah Taala.
2. Mencuci kedua tangan
Cuci tangan sampai 3 kali.
Hal ini bertujuan agar tangan bersih dari najis.
3. Membersihkan bagian tubuh yang dianggap kotor
Bagian tubuh yang dianggap kotor adalah bagian di sekitar kemaluan.
4. Mencuci kembali tangan
Setelah membersihkan bagian yang kotor, bersihkan tangan menggunakan sabun.
5. Berwudu
Lakukan tata cara wudu seperti biasa dilakukan sebelum melakukan salat.
6. Membasahi Kepala
Basahi atau siram kepala dengan air sebanyak 3 kali hingga ke pangkal rambut.
7. Memisah-misah rambut
Memisah-misah rambut dengan cara menyela-nyela rambut menggunakan jari-jari tangan.
Memisah-misah rambut wajib untuk dilakukan laki-laki dan sunah (mandub) bagi wanita.
Hal tu karena terdapat dalam riwayat Ummu Salamah, yang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW.
"Aku bertanya, wahai Rasulullah. Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran."
8. Membasahi seluruh tubuh
Mengguyur air ke seluruh badan dimulai dari sisi kanan dan dilanjutkan dengan sisi kiri.
Cara maupun hukum mandi junub saat bulan Ramadan kerap menjadi pertanyaan pasangan suami istri.
Ketua Pembina Yayasan Ponpes Darul Fattah, ustaz Hamdal Zakaria mengungkapkan, ada ketentuan mandi junub saat bulan Ramadan.
"Di dalam Islam, ada etika-etika dan aturan yang harus diikuti. Salah satunya adalah ketika seseorang dalam kondisi yang dianggap kurang suci, atau dalam keadaan junub," kata ustaz Hamdal Zakaria, Kamis (21/3/2019).

Ketika dalam kondisi junub dan hendak sahur, Hamdal mengungkapkan, seseorang sebaiknya melakukan mandi junub terlebih dahulu sebelum bersantap sahur.
Karena dalam keadaan junub, seseorang dimakruhkan memegang sesuatu yang baik, termasuk makanan.
"Walaupun sebenarnya, tidak berdosa apabila makan sahur namun belum mandi junub," ungkap ustaz Hamdal Zakaria.
Tetapi akan lebih baik, kondisi seseorang sudah suci dari junub saat menyantap sahur.
Karena, hal itu akan mendatangkan pahala.
Meski begitu, apabila waktu makan sahur yang sempit, misalnya karena terlambat bangun, seseorang tetap boleh santap sahur terlebih dahulu baru kemudian mandi junub.
"Kalau waktunya memang mendesak, tidak sempat mandi junub sebelum sahur, cukup wudu saja sebelum sahur," jelas Hamdal.
"Itu etikanya. Walaupun sebenarnya, tidak berdosa apabila langsung makan sahur," tambah Hamdal.
Tetapi jika berwudu terlebih dahulu, maka ia akan mendapatkan tambahan pahala.
Puasa Tetap Sah
Jika ternyata seseorang masih dalam kondisi junub saat waktu puasa sudah masuk, Hamdal menerangkan, puasanya tetap sah.
Tetapi, ia sebaiknya segera mandi junub.
Hal itu agar ia dapat segera melaksanakan salat Subuh.
Karena, syarat sah salat wajib adalah suci dari hadas.
"Meski dalam keadaan junub, puasa tetap sah," ungkap Hamdal.
Kondisi Junub
Mandi junub wajib dilakukan laki-laki dan perempuan muslim yang telah balig apabila mengalami kondisi junub atau berhadas besar.
Berikut, beberapa hal yang membuat seseorang wajib mandi junub.
1. Keluar mani karena syahwat.
Banyak ulama yang berpendapat bahwa mandi junub diwajibkan apabila keluarnya mani secara memancar dan terasa ada kenikmatan.
Jadi apabila keluar mani karena sakit atau kedinginan, seseorang tidak diwajibkan mandi junub.
Meski begitu, seseorang sebaiknya tetap mandi junub apabila keluar mani dalam keadaan apapun.
2. Jika bangun tidur dan mendapatkan keluar mani.
Ulama berpendapat bahwa selama seseorang bangun dan mendapatkan adanya mani, maka ia wajib mandi junub.
Walaupun, seseorang tidak sadar atau lupa telah mimpi basah atau tidak.
3. Setelah bertemunya dua kemaluan walaupun tidak keluar mani.
4. Ketika masuk Islam atau menjadi mualaf.
5. Setelah berhentinya darah haid dan nifas.
6. Ketika seorang muslim meninggal dunia.
Tentu saja, orang yang memandikan adalah orang yang masih hidup.
Jenazah seorang muslim wajib dimandikan.
Kecuali, ia meninggal karena gugur di medan perang saat berhadapan dengan orang kafir.
7. Ketika bayi meninggal karena keguguran dan sudah memiliki ruh.
• RAMADAN 2020, 50 Ucapan Marhaban ya Ramadhan 1441 Hijriah, Selamat Puasa Ramadhan 2020
• Doa Buka Puasa Ramadan 2020, Doa Buka Puasa Ramadhan yang Biasa Dibaca Nabi Muhammad SAW
Demikian, niat mandi wajib dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya, serta tata cara mandi junub, dan ketentuan mandi junub saat bulan Ramadhan. (Tribunlampung.co.id/Tama Yudha Wiguna/Sulis Markhamah)