Tribun Bandar Lampung
Kisah Kartini Masa Kini, Berjuang untuk Anak Kurang Mampu hingga Bantu Menafkahi Keluarga
Hari Kartini yang diperingati tanggal 21 April disikapi beragam oleh para perempuan hebat di Lampung.Bagaimana aktivitas para Kartini masa kini?
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April disikapi beragam oleh para perempuan hebat di Lampung.
Bagaimana aktivitas para Kartini masa kini sebagai pegiat sosial, ketua PKH (Pendamping Keluarga Harapan), hingga perancang busana di tengah suasana pandemi corona?
Nonie Apriliana, salah satu pegiat sosial mandiri asal Lampung Selatan ini saat diwawancara Tribunlampung.co.id tengah sibuk dengan aktivitasnya berjualan ayam ras memanfaatkan momen menjelang Ramadan, di kediamannya Jalan SMK Diponegoro,Sidodadi, Tanjung Bintang.
Perempuan berhijab ini membeberkan, tergerak melakukan aksi sosial sejak dua tahun lalu ketika melihat bayi kembar malang Rana Rani yang yatim dan hanya dirawat sang ayah.
"Saya tergerak untuk membantu sesama dengan lebih intens semenjak Agustus, dua tahun lalu. Saat membantu bayi kembar malang Rana Rani," ungkapnya sembari menimbang ayam, Selasa (21/4/2020).
• VIDEO Rayakan Hari Kartini, Yuni Shara Tampil dengan Balutan Kebaya Putih
• Cerita Pasien 09 Lampung Sembuh dari Covid-19, Berterima Kasih Atas Motivasi Tenaga Medis
• Bobol Toko Grosir, Seorang Buruh Terpaksa Mendekam di Penjara Selama 12 Bulan
• Kadiskes Lampura Dinyatakan PDP, Pernah Kontak dengan Pasien Positif Corona
Saat itu bayi kembar tersebut diakuinya hanya hidup bersama ayahnya di rumah yang sangat sederhana.
Sementara sang ibu sudah meninggal saat keduanya dilahirkan.
"Saya jalan sendiri tanpa embel-embel komunitas. Cuma karena kekuatan emak-emak yang terbawa perasaan melihat kondisi anak-anak yang nggak mampu," cerita perempuan kelahiran 10 April 1990 itu.
Hingga sekarang, sudah ada banyak sekali keluarga dan anak-anak kurang mampu yang dibantunya.
Bahkan yang tadinya tidak memiliki rumah, menjadi punya rumah cukup layak.
Tak sedikit pula para dermawan yang memberikan rejekinya melalui dirinya untuk disalurkan ke anak-anak atau keluarga kurang mampu.
"Ada donatur dari Pringsewu, Bukit Kemuning (Lampung Utara), Jakarta, bahkan Hongkong, dan Taiwan," bebernya yang sehari-hari berjualan seblak dan soto di rumahnya ini.
Nonie juga kerap memanfaatkan sosial media untuk menggugah para dermawan membantu para masyarakat kurang mampu dan memiliki anak yang tengah dirawat di rumah sakit.
Dia kerap mendatangi rumah sakit untuk memberikan makanan kepada pasien dan keluarganya sekaligus menyampaikan santunan dari donatur.
"Bahkan mobil kerap dipakai untuk mobilitas. Saya tidak pikirkan gimana bensinnya, melihat yang dibantu tersenyum itu sudah bahagia sekali rasanya," ungkapnya.