Berita Nasional
Cerita Pemudik dari Lampung Diisolasi di Rumah Angker
Padahal, dia seharusnya menjalani isolasi mandiri selama 14 hari setelah mudik dari Lampung.
"Ya karena anak saya nangis terus jadi kasihan," sambungnya.
Saat disinggung soal rumah angker tersebut, Heri mengatakan dirinya baik-baik saja.
"Ya cerita orang-orang kan tempatnya angker, itu kan sudah enggak dipakai sekitar 10 tahunan."
"Tapi Alhamdulillah selama di sini ya baik-baik saja," ujar Heri.
"Enggak lihat ada penampakan gitu ya Pak?" tanya presenter.
"Ya InsyaAllah enggak. Tiga orang, iya semua pemudik," jawab Heri kemudian.
Heri mengatakan, selama di sana bersama dengan tiga pemudik lainnya, setiap pagi diperintahkan untuk berjemur dan melakukan olahraga ringan.
Meski demikian, rumah angker tersebut kini hanya dihuni oleh Heri, lantaran 2 pemudik lainnya menyerah.
Soal ketersediaan makanan, Heri mengaku tak pernah kekurangan.
"Ya kalau pagi itu jadwalnya harus berjemur, terus loncat-loncat jogging itu, paling itu pokoknya rutin, waktunya salat, salat."
"Alhamdulilah aman, lancar (kebutuhan logistik)," ungkapnya.
Lalu, Heri memberi pesan agar semua pemudik di Sragen khususnya untuk disiplin menerapkan isolasi mandiri.
Pasalnya, ketidaksiplinan bisa merugikan keluarga hingga warga lainnya.
"Kepala seluruh pemudik yang pulang kampung ke Desa Sepat saya mohon ikuti Peraturan Pemerintah."
"Karena apa kalau kita sekali melanggar, risikonya bisa ke keluarga kita, warga sekitar kita dan umumnya Warga Desa Sepat," ucapnya.