Lakalantas di Natar

Dua Korban Kecelakaan Baru Pulang dari Pemandian Air Panas

Dua korban kecelakaan di perlintasan tak resmi KM 25 ternyata baru pulang dari mandi air panas Natar.

Penulis: hanif mustafa | Editor: soni
Tribun Lampung/Hanif Mustafa
Rumah korban Albertus dengan Lastri yang letaknya tak berjauhan 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NATAR - Dua korban kecelakaan di perlintasan tak resmi KM 25 ternyata baru pulang dari mandi air panas Natar.

Ketua RT 04 LK II Gunung Terang Langkapura Rodison mengatakan jika keduanya pergi ke pemandian air panas Batupuru Natar.

"Memang suka mandi belerang di sana sekalian berobat," kata Rodison, Jumat (8/5/2020).

Lanjutnya, dari informasi yang didapatnya jika keduanya saat pulang mampir ke pasar Natar.

"Niatnya sekalian belanja, lalu habis belanja nyebrang seperti itu, dan kejadian," bebernya.

Pantauan Tribun, suasana dua rumah korban kecelakaan nampak sepi.

Dua rumah yang terletak tidak berjauhan ini sempat didatangi banyak pelayat.

Namun para pelayat tidak bertahan lama lantaran aturan sosial distancing dan tidak boleh ada kumpul.

Ternyata Pria dan Wanita yang Tewas Terlindas Kereta di Natar Bertetangga

Kedua jenazah sendiri rencananya langsung dimakamkan tanpa ke rumah duka dahulu untuk menghindari kerumunan.

Tutup Perlintasan

Pasca kejadian kecelakaan, PT KAI tutup perlintasan tak resmi di bawah flyover Natar.

Manager Humas PT KAI Divre IV Tanjung Karang Sapto Hartoyo mengatakan pihaknya akan menutup perlintasan tak resmi yang ada dibawah flyover Natar.

"Tadi ada permintaan warga agar perlintasan tersebut ditutup, mengingat sering terjadi kecelakaan dilokasi," katanya, Jumat (8/5/2020).

Lanjutnya, merujuk dari UU No 23/2007 juga disebutkan jika sudah ada flyover maka perlintasan yang ada di sebelah-sebelahnya harus ditutup.

"Ini juga untuk keselamatan bersama, tapi tentunya koordinasi dengan Dishub Kota," tandasnya.

Terpental hingga 600 Meter

Kedua korban tertabrak kereta api sempat terpental hingga 600 meter.

Manager Humas PT KAI Divre IV Tanjung Karang Sapto Hartoyo mengatakan jika keduanya meninggal karena menabrak kereta api babaranjang di perlintasan tidak resmi petak jalan km 25+2/3 antara stasiun rejosari - stasiun gedungratu.

"Bukan ditabrak ya, tapi menabrak karena itu jalan kereta api dan sudah dibangun flyover," jelas Sapto, Jumat (8/5/2020).

Lanjutnya, saat sebelum kejadian tabrakan masinis sudah membunyikan semboyan 35 secara keras, namun dua orang yang mengendarai sepeda motor Yamaha Vega ZR bernopol 6873 YQ masih menyebrang.

Sering Terjadi Kecelakaan, PT KAI Akan Tutup Perlintasan Tak Resmi di Bawah Flyover Natar

"Namun pengendara sepeda motor ini tetap melintas, kejadian sendiri sekitar pukul 9.15 wib, dan pengendara ini dari arah Utara (Natar) menuju ke Selatan (Bandar Lampung) sedangkan kereta api dari Muara Enim menuju Tarahan," terang Sapto.

Alhasil korban terpental hingga 600 meter hingga membuat beberapa bagian kepala dan kaki terpisah dari tubuh korban.

"Keduanya meninggal ditempat, dan sudah dibawa ke RSUDAM," tandasnya.

Bukan Pasutri

Sempat dikira pasangan suami istri, ternyata cuma bertetangga.

Hal ini diungkapkan oleh tetangga korban, Edika saat ditemui di rumah duka jalan Purnawirawan, Gedong Meneng, Rajabasa.

"Bukan pasutri, hanya tetangga, rumahnya cuma beda beberapa rumah," kata Edi, Jumat (8/5/2020).

Kata Edi, saat ini kedua jenazah masih berada di rumah sakit dan belum dibawa ke rumah duka.

"Paling ini langsung dimakamkan yang Obet, karena dia masih bujang dan tinggal sendiri dirumah, dan keluarga di Bekasi," sebutnya.

Hal ini pun dikuatkan oleh Ketua RT 04 LK II Gunung Terang Langkapura Rodison bahwa keduanya bukan pasangan suami istri.

"Kebetulan bukan pasangan suami istri," tutur Edi.

Adapun identitas korban perempuan yakni Lastri Aminatun (48) warga Jalan Purnawirawan, Gunung Terang, Langkapura.

"Ibu ini sudah punya suami anak satu dan yang laki memang bujang saya gak tahu judul ceritanya ke sana," tandasnya.

Pernah Ditutup

Lokasi kecelakaan diperlintasan tak resmi bawah flyover Natar ternyata pernah ditutup.

Yadi warga sekitar menyebutkan jika lokasi kecelakaan yang menewaskan dua orang pasutri pernah ditutup.

"Dulu udah pernah ditutup permanen," katanya, Jumat (8/5/2020).

Lanjutnya, karena permintaan warga maka diberi celah agar motor bisa melintas.

"Memang sering terjadi kecelakaan tapi mau gimana kalau muter lewat atas mobil-mobil juga banyak dan besar rawan kecelakaan juga," tandasnya.

Sempat Diteriaki

Sempat diteriaki, pengendara sepeda motor tetap nekat melintas.

Yadi warga sekitar menyebutkan kejadian yang menimpa korban tertabrak kereta api cukup singkat dan kondisi jalan sepi.

"Dia itu gak dengar kalau ada kereta api yang melintas," sebutnya, Jumat 8 Mei 2020.

Lanjutnya, secara kebetulan juga ada warga lainnya yang tengah melintas.

"Udah diteriakin tapi masih gak denger dia," ungkapnya.

Yadi menambahkan, akhirnya kedua orang yang mengendari sepeda motor tersebut terlindas kereta.(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved