Lakalantas di Natar
Korban Terseret Kereta Babaranjang 600 Meter, Beberapa Bagian Tubuh Tercecer di Rel
Manajer Humas PT KAI Divre IV Tanjungkarang Sapto Hartoyo mengatakan, kedua korban meninggal karena menabrak kereta babaranjang di perlintasan.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Edika, tetangga korban, mengatakan, keduanya bukanlah pasutri.
"Bukan pasutri, hanya tetangga. Rumahnya cuma beda beberapa rumah," kata Edi, Jumat (8/5/2020).
Kata Edi, saat ini kedua jenazah masih berada di rumah sakit.
"Paling ini langsung dimakamkan yang Obet (sapaan Albertus), karena dia masih bujang dan tinggal sendiri di rumah. Keluarga di Bekasi," sebutnya.
Fakta tersebut diperkuat oleh pernyataan Ketua RT 04 Lk II Gunung Terang Rodison.
"Kebetulan bukan pasangan suami istri," tutur Rodison.
"Ibu ini sudah punya suami. Anak satu. Dan yang laki (Albertus) memang bujang. Saya gak tahu judul ceritanya ke sana," tandasnya.
Kecelakaan tragis terjadi di perlintasan kereta tak resmi yang berada di bawah flyover Natar, Jumat (8/5/2020) sekira pukul 10.00 WIB.
Dua korban yang berboncengan sepeda motor tewas setelah terlindas kereta babaranjang.
Dari informasi yang diperoleh, keduanya hendak melintas menuju Pasar Natar dengan mengendarai motor Yamaha Vega.
Namun nahas, kereta babaranjang yang melaju dari arah Muara Enim menabrak keduanya.
Alhasil, keduanya meninggal di lokasi.
Bahkan, beberapa organ tubuh korban tercecer di sepanjang rel.
(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)
