Lebaran 2020
H-6 Lebaran 2020, Harga Daging Sapi di Lampung Selatan Masih Normal Rp 120 Ribu per Kg
Sepekan menjelang Lebaran 2020, harga beberapa komoditi di beberapa pasar di Kabupaten Lampung Selatan relatif belum menunjukan adanya kenaikan.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Sepekan menjelang Lebaran 2020, harga beberapa komoditi di beberapa pasar di Kabupaten Lampung Selatan relatif belum menunjukan adanya pergerakan kenaikan.
Seperti harga daging sapi.
Saat ini harga daging sapi di pasar Kalianda masih pada kisaran Rp 120 ribu perkilogram.
• Jelang Lebaran Harga Daging Sapi dan Ayam Naik
Belum ada kenaikan harga, karena daya beli masyarakat pada daging relatif masih normal.
“Untuk harga daging belum ada kenaikan, masih normal seperti biasanya,” kata Anto seorang pedagang daging, Minggu (17/5/2020).
Begitu juga dengan harga ayam potong.
Belum terlihat adanya kenaikan.
Harga ayam potong masih pada kisaran Rp 40 ribu perkilogram.
Sedangkan untuk ayam kampung Rp 60 ribu perkilogram.
Untuk telur ayam meras saat ini harganya pada kisaran Rp 26 ribu perkilogram.
Untuk telur ini sedikit ada kenaikan dari 2 pekan lalu yang masih pada kisaran Rp 24 ribu perkilogram.
“Untuk ayam potong masih relatif normal, belum ada kenaikan."
"Telur saja yang ada kenaikan sedikit,” terang Yati, seorang pedagang ayam potong di pasar Kalianda.
Masih normalnya harga beberapa komoditi menjelang Lebaran 2020 ini juga diakui oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Yusri.
Menurut dirinya, pada menjelang lebaran tahun ini ada penurunan daya beli masyarakat.

Ini dampak dari pandemi Covid-19 saat ini.
“Memang untuk harga relatif normal, kalau pun ada kenaikan kecil."
"Tidak seperti tahun lalu sepekan menjelang lebaran harga akan mulai mengalami kenaikan,” kata dia.
Yusri pun menegaskan, untuk stok dan suplai barang kebutuhan pokok menjelang lebaran ini relatif lancar dan aman.
“Untuk pasokan dan stok aman, tidak ada kendala."
"Apalagi, tidak ada peningkatan konsumsi yang signifikan,” ujar dirinya.
Pantuan Tribunlampung.co.id, Minggu (17/5/2020) atau H-6 Lebaran 2020, pada beberapa komoditi lainnya seperti cabai, minyak goreng, tepung dan gula relatif masih stabil.
Di Bandar Lampung Naik
Jelang Idul Fitri bahan kebutuhan pokok di Pasar Tradisional mengalami kenaikan harga. Kenaikan tertinggi terjadi pada ayam.
Pedagang Ayam Pasar Pasir Gintung Tentrem mengatakan, harga ayam mengalami kenaikan rata-rata Rp 8 ribuan per kg. Contohnya ayam ukuran 1 kg dari Rp 17.600 menjadi Rp 26.100 per kg.
Kenaikan harga ini karena mendekati Idul Fitri. Selain itu kenaikan harga ini juga untuk menutupi kerugian akibat ayam yang sempat diobral murah sebelum puasa.
Kenaikan harga ini membuat pembeli makin sepi. Ada juga pembeli yang datang namun tidak jadi membeli karena harganya yang mahal.
"Malahan ada pembeli yang marah waktu tahu harga ayam mahal. Mereka tahunya harga ayam masih murah," ujar Tentrem, Sabtu (16/5)
Selain ayam, harga daging sapi di Pasar Pasir Gintung juga naik sejak awal puasa. Dari Rp 110 ribu per kg menjadi Rp 120 ribu per kg. Diperkirakan, harga makin naik hingga Rp 140 ribu per kg mendekati Lebaran.
"Harga naik karena mendekati Idul Fitri. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Kalau mendekati Idul Fitri pasti naik. Kalau sudah lewat Idul Fitri pasti normal lagi harganya," urai Pedagang Daging Sapi Pasar Pasir Gintung Nepi.
Meskipun harga daging sapi naik, lanjut Nepi, pembeli tetap ramai. Setiap hari Nepi menjual daging dari satu ekor sapi utuh dan selalu habis terjual.
Harga bawang merah dan cabai rawit disini juga mengalami kenaikan. Bawang merah dari Rp 50 ribu menjadi Rp 60 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit dari Rp 30 menjadi Rp 35 per kg.
"Harga bawang merah dan cabai rawit naik karena mendekati Lebaran. Sudah biasa kalau mendekati Lebaran pasti ada yang naik," ujar Salah Seorang Pedagang Pasar Pasir Gintung Pak De Bro.
Namun berbeda dengan bawang putih yang justru mengalami penurunan. Dari Rp 35 ribu menjadi Rp 25 ribu per kg. Kemudian cabai merah dan cabai hijau masih normal Rp 15 ribu per kg. Tomat juga masih normal Rp 12 ribu per kg.
Di Pasar Smep, harga ayam juga mengalami kenaikan hingga Rp 8 ribuan. Contohnya ayam ukuran 1 kg yang naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 28 ribu per kg.
"Naik harga karena mendekati Idul Fitri. Harga naik buat penjualan ayam makin susah. Pembeli makin sedikit yang datang," ujar salah seorang Pedagang Pasar Smep.
Berbeda dengan ayam, harga daging sapu di Pasar Smep justru masih normal, yakni Rp 110 ribu per kg. Salah seorang pedagang daging sapi Jai mengatakan belum tahu apakah saat semakin mendekati Idul Fitri harga naik atau tidak.
Jai berharap harga tidak naik. Sebab dengan harga sekarang saja pembeli daging sapi di lapaknya turun hingga 50 persen per hari dibandingkan hari-hari biasanya.
Harga yang juga mengalami kenaikan di Pasar Smep sejak satu minggu lalu adalah bawang merah. Dari Rp 35 ribu menjadi Rp 58 ribu per kg. Salah seorang pedagang Pasar Smep Narti mengatakan, harga naik karena dari distributor juga naik.
"Distributor menaikan harga bawang merah mungkin karena sudah dekat Idul Fitri. Tapi kalau bawang putih masih normal Rp 32 ribu per kg," kata Narti.
Harga lain yang masih normal adalah rawit gunung Rp 35 ribu per kg. Tomat Rp 12 ribu per kg. Sementara itu cabai caplak harganya turun dari Rp 25 ribu menjadi Rp 20 ribu per kg.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung Adiansyah mengatakan, kenaikan harga ayam, daging sapi, dan bawang merah karena mendekati Lebaran
Kenaikan itu wajar, karena memang setiap mendekati Lebaran harga pasti naik. Kenaikan diperkirakan hingga H-1 Lebaran. Saat Lebaran diperkirakan harga akan kembali turun
"Setiap mendekati Lebaran permintaan pasti naik. Terutama untuk daging sapi dan ayam. Itu sebabnya harga pasti naik. Menurut saya wajar," ujar Adiansyah saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Sementara itu untuk bawang merah, kenaikan harga bukan karena mendekati Lebaran. Tapi juga karena di Brebes sebagai tempat agen mengambil bawang merah sudah naik hingga Rp 40 ribu per kg.
"Memang agen bawang merah disini, ada yang mengambil bawang merah dari Brebes karena stok kurang. Jadi kalau di Brebes naik, otomatis disini juga naik," kata Adiansyah. (Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo/Jelita Kinanti)