Reaksi Lebay Jadi Kunci Sukses Vietnam Keluar dan Nol Kematian Kasus Covid-19
Dr Pollack mengatakan pemerintah melakukan "pekerjaan yang sangat baik untuk berkomunikasi kepada publik" mengapa dan apa yang dilakukannya itu perlu
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Vietnam berbatasan dengan China dengan jumlah penduduk sebanyak 97 juta orang
Namun negara itu hanya mencatat lebih dari 300 kasus Covid-19 dengan tidak ada satu pun kematian yang disebabkan oleh virus tersebut.
Hampir sebulan telah berlalu semenjak transisi komunitas yang terakhir dan dewasa ini negara Vietnam sudah mulai membukanya.
Pendapat ahli mengatakan bahwa Vietnam memiliki kemungkinan kecil untuk kasus Covid-19 yang membesar karena telah bertindak sejak dini dan memanfaatkannya dengan baik.
Vietnam juga dinilai oleh ahli tidak seperti negara lain yang memiliki jumlah infeksi dan kematian yang sangat besar, berkat usaha yang dinilai sebagai 'reaksi berlebihan'.
• Imbas Pandemi Corona, Omset Pedagang di Pasar Bandar Jaya Turun hingga 80 Persen
• Tak Peduli Physical Distancing, Warga Bandar Lampung Padati Pusat Perbelanjaan
• Pemkot Metro Tiadakan Malam Takbiran, Sekkot Imbau Warga Tak Lakukan Takbir Keliling
Meski menghemat biaya, dan memiliki pendekatan yang intensif, reaksi Vietnam ini dinilai mungkin sudah terlambat bagi sebagian besar negara lain untuk belajar dari keberhasilannya.
Tindakan ekstrem tapi masuk akal
"Ketika Anda berurusan dengan virus baru semacam ini yang berpotensi menimbulkan patogen berbahaya, lebih baik bereaksi berlebihan," kata Dr Todd Pollack dari Harvard's Partnership for Health Advancement di Vietnam, Hanoi.
Menyadari bahwa sistem medis di negaranya akan segera kewalahan oleh penyebaran virus Covid-19 saat masa ringan ini, Vietnam malah memilih pencegahan dini, dan dalam skala besar.

Pada awal Januari, sebelum ada kasus yang dikonfirmasi, pemerintah Vietnam telah memulai "tindakan drastis" untuk mempersiapkan penanganan terhadap pneumonia baru yang misterius ini yang pada saat itu telah membunuh dua orang di Wuhan.
Tepat ketika kasus virus pertama dikonfirmasi pada 23 Januari di China - seorang pria yang telah melakukan perjalanan dari Wuhan untuk mengunjungi putranya di Kota Ho Chi Minh - rencana darurat Vietnam pun beraksi.
"Itu sangat, sangat cepat bertindak dengan cara yang tampaknya cukup ekstrem pada saat itu tetapi kemudian terbukti agak masuk akal," kata Prof Guy Thwaites, direktur Unit Penelitian Klinis Universitas Oxford (OUCRU) di Kota Ho Chi Minh, yang bekerja dengan pemerintah dalam program penyakit menularnya.
Vietnam memberlakukan langkah-langkah yang negara-negara lain akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melanjutkan langkah ini seperti pembatasan perjalanan, memantau dengan cermat dan akhirnya menutup perbatasan dengan China.
Langkah lainnya dengan meningkatkan pemeriksaan kesehatan di perbatasan dan tempat-tempat rentan penularan lainnya.
Sekolah ditutup untuk liburan Tahun Baru Imlek pada akhir Januari dan tetap ditutup hingga pertengahan Mei.