Reaksi Lebay Jadi Kunci Sukses Vietnam Keluar dan Nol Kematian Kasus Covid-19

Dr Pollack mengatakan pemerintah melakukan "pekerjaan yang sangat baik untuk berkomunikasi kepada publik" mengapa dan apa yang dilakukannya itu perlu

Editor: Romi Rinando
VATSYAYANA / AFP
  Foto memperlihatkan penduduk Vietnam yang memakai masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus corona COVID-19, mempraktikkan social distancing ketika mereka menunggu untuk diuji di pusat pengujian cepat sementara dekat rumah sakit Bach Mai di Hanoi pada 31 Maret 2020. Berikut adalah perkembangan terbaru pasien virus corona hingga 7 April 2020.  

Operasi pelacakan kontak yang luas yang membutuhkan tenaga kerja dalam skala besar sedang berlangsung kala itu.

"Ini (Vietnam) adalah negara yang pernah menangani banyak wabah di masa lalu," kata Prof Thwaites, dari Sars pada 2003 hingga flu burung pada 2010 dan wabah besar campak serta demam berdarah.

"Pemerintah dan masyarakat sangat, sangat terbiasa menangani penyakit menular dan memperhatikan mereka, mungkin jauh lebih dari negara-negara kaya. Mereka tahu bagaimana menanggapi hal-hal ini."

s
Siswa mengenakan masker wajah berdiri dalam antrian untuk memeriksa suhu mereka di sekolah Marie Curie di Hanoi pada 4 Mei 2020, ketika sekolah dibuka kembali setelah penutupan tiga bulan untuk memerangi penyebaran coronavirus novel COVID-19. (Manan VATSYAYANA / AFP)

Pada pertengahan Maret, Vietnam mengirim semua orang yang memasuki negara itu - dan siapa pun di dalam negara yang telah melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi - ke pusat karantina selama 14 hari.

Sebagian besar biaya ditanggung oleh pemerintah, meski pun akomodasi tidak selalu mewah, namun hal tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran yang lebih masif.

Seorang wanita yang terbang pulang dari Australia - menganggap Vietnam sebagai tempat yang lebih aman - mengatakan kepada BBC News Vietnam bahwa pada malam pertama mereka hanya memiliki "satu tikar, tanpa bantal, tanpa selimut" dan satu kipas untuk ruang yang panas.

Kondisi ini menunjukkan bagaimana Vietnam telah sangat serius menangani calon wabah yang belum diketahui pada awal Januari.

Perlindungan terhadap asimptomatik Prof Thwaites mengatakan karantina dalam skala yang begitu luas merupakan kunci karena bukti menunjukkan bahwa sebanyak setengah dari semua orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.

Semua orang yang di karantina diuji, sakit atau tidak, dan dia mengatakan jelas bahwa 40 persen dari kasus Vietnam yang dikonfirmasi tidak tahu kalau mereka memiliki virus seandainya mereka tidak diuji.

"Jika Anda memiliki gejala (pembawa asimptomatik) satu-satunya yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikannya adalah apa yang dilakukan Vietnam," katanya.

d
Siswa mengenakan masker wajah duduk di dalam ruang kelas di sekolah Marie Curie di Hanoi pada 4 Mei 2020, ketika sekolah dibuka kembali setelah penutupan tiga bulan untuk memerangi penyebaran coronavirus novel COVID-19. (Manan VATSYAYANA / AFP)

"Kecuali kamu mengarantina orang-orang itu, mereka hanya akan berkeliaran menyebarkan infeksi (lebih luas lagi)."

Mudah dan sehat

Ini juga membantu menjelaskan tidak adanya kematian di Vietnam. Karena sebagian besar orang Vietnam yang kembali adalah pelajar, turis, atau pelancong bisnis, mereka cenderung lebih muda dan lebih sehat.

Mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk melawan virus itu sendiri, dan tidak pernah bersinggungan dengan kerabat lanjut usia yang berisiko.

Itu berarti sistem medis dapat memfokuskan sumber dayanya pada beberapa kasus kritis saja.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved