Berita Nasional
Hancur Hati Kami Kak, Tenaga Medis RSUD Ogan Ilir Bantah Tak Mau Layani Pasien Corona
ia memang tengah berdiam diri di rumah karena belum ada kejelasan dari pihak manajemen RSUD Ogan Ilir.
"Ternyata dibalik ini semua kami dianggap terlibat. Mulai dari supir Ambulans sampai ke radiologi. Soal status sampai RSUD kita jadi rujukan covid pun, kami ga tau," tegasnya.
Ia pun mengakui jika tidak ada semacam pembekalan bagaimana menggunakan APD yang benar.
Pun soal keluhan mereka terkait APD, ada pembatasan sehingga mereka pun seolah tak dijamin.
"Manajemen bilang kalau APD kita ada dan cukup, memang benar. Namun terjadi pembatasan saat kami hendak memakainya. Contoh kecil masker, kami diberi 1 setiap piket."
"Padahal untuk standarnya 5-6 jam harus diganti, tapi ketika hendak meminta lagi ada prosedur panjang," ucapnya.
Walaupun pihaknya maklum jika prosedur itu diterapkan agar distribusi APD tetap stabil.
Namun mereka minta kejelasan agar APD yang diminta dapat diambil sesegera mungkin saat bertugas.
Begitu pula dengan tuntutan rumah singgah, yang diklaim oleh Manajemen RSUD Ogan Ilir sudah ada.
Memang ada Rumah Singgah di Gedung DPRD Ogan Ilir, namun mereka sampai terakhir tak diberi tau bagaimana cara memakainya, bagaimana jaminan saat mereka di sana, bahkan siapa yang memegang kunci kamarnya tidak diberi tau.
"Otomatis kami juga ada kontak dengan Covid. Ga mau kami pulang, takut bawa virus. Tapi kami jangan dilepas, diarahkan. Selama kami dikarantina, jamuan makan minum kami bagaimana," jelasnya.
Dirinya juga membantah adanya mogok 5 hari kerja seperti yang dituding manajemen.
Ia mengatakan jika mereka memang beristirahat di rumah ketika pertemuan dengan perwakilan nanajemen.
"Setelah bertemu dengan Komisi IV DPRD Ogan Ilir, kami semua dipanggil ke Rumah Sakit oleh perwakilan manajemen. Walaupun ada Dirut di sana, tapi tidak ketemu sama kita. Yasudah kami sampaikan ke perwakilan manajemen itu sesuai dengan keluhan kami ini," terangnya.
Perwakilan manajemen itu pun berjanji akan menyampaikan keluhan itu ke manajemen. Karena tidak ada kesepakatan yang pasti, maka mereka meminta berdiam di ruma seperti kesepakatan, 4 hari sampai ada keputusan.
"Dan katanya silahkan, ga masalah. Jadi kami diam di rumah. Rupanya Rabu kemarin kami dipanggil dengan surat oanggilan kerja, direvisi sampai jam 14.00 WIB," ungkapnya.