Mayat Korban Corona Tergeletak di Jalan, Terjepit di Antara Mobil Selama 30 Jam
Viral jenazah korban corona tergeletak di jalan tak ada yang mengurus, tergeletak selama 30 jam.
Paramedis bergegas ke tempat kejadian tetapi tidak dapat menyelamatkannya.
Pekerja ambulans meninggalkan mayat di jalan dan staf dewan mengatakan itu bukan tanggung jawab mereka untuk mengeluarkan mayat.
Anak tiri pria itu, Marcos Vinicius Andrade da Silva, 26, mengatakan ia menghubungi petugas polisi yang berpatroli pada hari berikutnya yang juga menolak untuk memindahkan jenazah.
Butuh sekitar 30 jam sebelum tim pemakaman akhirnya diatur untuk mengambil mayat Mr da Silva yang membuat keluarganya sangat sedih dengan apa yang terjadi.
Dia kemudian dimakamkan di sebuah upacara dengan hanya empat orang, termasuk Marcos dan ibunya, yang hadir.
Akta kematian menyebutkan bahwa ia meninggal karena serangan jantung, meskipun keluarganya mengklaim itu adalah komplikasi dari virus Corona.
Sementara itu, presiden Jair Bolsonaro telah meningkatkan penggunaan obat malaria yang kontroversial dan tidak terbukti untuk mengobati pasien di Brasil.
Peraturan baru berarti dapat diberikan kepada orang-orang dengan gejala yang lebih rendah seperti sakit perut, batuk atau demam, menurut Departemen Kesehatan.
"Masih belum ada bukti ilmiah, tetapi sedang dipantau dan digunakan di Brasil dan di seluruh dunia," kata Bolsonaro, yang menyamakan virus itu sebagai 'flu kecil' dan berseteru dengan pemerintah setempat atas tindakan mereka yang tinggal di rumah, kata melalui halaman Facebook resminya.
UPDATE Virus Corona Global
Sejauh ini virus Corona SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19, telah menginfeksi 5.297.519 orang di seluruh dunia.
Melansir data worldometers via Kompas.com ( grup TribunJatim.com ), 23 Mei 2020, dari jumlah tersebut, total kasus kematian akibat virus ini mencapai 339.389 orang dan 2.149.989 orang di antaranya dinyatakan sembuh.
Sejumlah negara pun mengambil kebijakan, seperti penguncian wilayah dan meminta warganya tinggal di rumah.
Selain itu, pembatasan kunjungan ke negara-negara tertentu juga dilakukan, seperti pemerintah Singapura yang melarang seluruh kunjungan jangka pendek ke negaranya.
Tindakan itu dilakukan saat kematian akibat pandemi global Corona virus terus meningkat.