Tribun Lampung Barat
Kisah Gadis Difabel Asal Lambar Jadi Petani Hidpronik Sukses, Dapat Modal Rp 500 Ribu dari Ayah
Sempat ada keraguan saat hendak memulai pertanian hidroponik karena baru pertama kali ada di desanya.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Kegiatan rutin saat ini Maya melakukan penyemaian bibit tiap seminggu sekali, membuang hama secara manual karena tidak memakai pestisida sama sekali, dan juga panen.
Menurutnya menjadi petani hidroponik adalah cita-citanya sedari menempuh pendidikan di Polinela.
Terlebih menyadari keterbatasan fisik sebagai penyandang tunadaksa bungkuk tulang belakang yang tidak memungkinkan untuk bertani secara manual.
Namun begitu saat di bangku kuliah dia justru tidak mempelajari cara tanam hidroponik.
Maya mempelajarinya dari pengalaman kakak tingkat yang sudah sukses bertani hidroponik di Bandar Lampung.
"Akhirnya bisa saya wujudkan untuk bertani hidroponik," papar lulusan sarjana Jurusan Budidaya Tanaman Pangan.
Membudidayakan sayuran dengan cara hidroponik diakuinya lebih sederhana dimana bisa menggunakan media baskom atau nampan jika belum memiliki dana memadai untuk membeli pipa-pipa.
"Kalau di media tanah kan ditanganinya secara konvensional dan ditanam di lahan yang luas. Kalau hidroponik kita bisa tanam di pekarangan rumah," ujar perempuan kelahiran Purajaya 23 Juni 1994 itu.
Pemasarannya kini tak hanya konsumen datang ke lokasi, namun juga ada dari kafe atau kedai yang ada di Lambar.
Itupun pasokan terkadang tidak mencukupi kebutuhan yang ada.
"Sekarang bisa jual 1 kilogram Rp 20 ribu seperti harga di kota. Omset perbulan rata-rata Rp 2 juta," jelasnya.
Maya bahkan sudah memiliki dua orang pegawai yang membantunya mengurusi tanaman hidroponik.
Dirinya juga kerap menerima pesanan pembuatan instalasi hidroponik seperti dari TP PKK Lambar maupun dinas ketahanan pangan dan dalam hal ini Maya dibantu sang ayah untuk membuatnya.
Maya juga terlibat dalam Liwa Fair di stand dinas sosial untuk mempromosikan tanaman hidroponiknya.
Bahkan tak sedikit orang yang datang ke kebunnya dan diajarinya berkebun hidroponik dari nol.