Istri Jalan Kaki di Depan, Tak Tahu Suaminya Meninggal di Belakang

"Suaminya ditemukan dalam keadaan terjatuh dan sudah meninggal dunia. Lalu meminta pertolongan masyarakat yang kebetulan lewat," ujar Ramon

Penulis: Tri Yulianto | Editor: taryono
Tribun Lampung/Tri Yulianto
Istri Jalan Kaki di Depan, Tak Tahu Suaminya Meninggal di Belakang 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang petani pengelola hutan ditemukan istrinya meninggal dunia saat perjalanan ke lahan garapan di daerah Talang Sumber, Register 39.

Menurut Kapolsek Pulau Panggung Inspektur Satu Ramon Zamora, korban bernama Erning (64) warga Pekon Suka Banjar, Kecamatan Gunung Alip,  sedangkan istrinya Junaidah (63).

"Suaminya ditemukan dalam keadaan terjatuh dan sudah meninggal dunia."

"Lalu meminta pertolongan masyarakat yang kebetulan lewat," ujar Ramon, mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Oni Prasetya.

Ia menjelaskan, peristiwa ini bermula saat pasangan suami istri dalam perjalanan ke daerah perkebunan Talang Suka Dana, yang dikelola Gapoktan Sidodadi Pekon Sinar Jawa, Kecamatan Air Naningan pada pukul 08.00 WIB.

Mereka menggunakan sepeda motor.

Lantas di perjalanan saat sampai di jalan perkebunan kawasan Register 39 Talang Sumber Jaya 2 sekira pukul 11.00 WIB kondisi jalan licin dan tanjakan.

MUI Lampung: Sebaiknya Salat di Rumah jika Grafik Corona Masih Meningkat

VIDEO Viral Polisi Pukul Pantat Warga Tak Pakai Masker, 8 Anggota Diperiksa Propam

Tampang 2 Begal Sopir Truk di Kampung Gunung Batin Udik

Khawatir Jadi Spionase, Donald Trump Akan Usir Ribuan Mahasiswa Pascasarjana Asal China dari AS

Sehingga, suami atau korban meminta istrinya untuk turun dan jalan kaki.

Hal itu untuk mempermudah dan mengurangi risiko jatuh dari motor.

Sebab, jalan licin sedangkan mereka berboncengan.

"Istri korban pun akhirnya berjalan kaki dan langsung berjalan meninggalkan korban. Setelah istri korban berjalan selama kurang lebih setengah jam, istri korban berhenti dan menunggu korban yang tidak kunjung datang," kata Ramon.

Lalu tidak lama kemudian dari arah yang sama melintas seorang laki-laki menggunakan sepeda motor yang hendak pergi ke kebun juga.

Kemudian dihentikan oleh istri korban untuk menanyakan mengenai suaminya yang tidak kunjung datang.

Dijawab oleh laki-laki tersebut bahwa ada sepeda motor terjatuh di jalan sepertinya orangnya sudah meninggal.

Sehingga istri korban kembali untuk memastikan hal tersebut.

"Dan benar saja setelah sampai di TKP sekira pukul 12.00 WIB ditemukan suaminya dalam keadaan terjatuh dan sudah meninggal dunia," jelas Ramon.

Ia menambahkan, akhirnya kepolisian mendatangi lokasi kejadian, meminta keterangan saksi, dan mendatangkan tim medis.

Berdasarkan keterangan istri korban, korban tidak menderita sakit apapun, dan tidak ada riwayat perjalanan kemana-mana, baik korban ataupun keluarga.

Namun berdasarkan keterangan medis oleh Bidan Desa Eva Ari Setianingsih berdasarkan ciri-ciri yang ada di tubuh korban, penyebab meninggalnya korban karena serangan jantung mendadak

Kemudian di tubuh korban juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

Istri tewas di depan suami

Sebelumnya, seorang istri tewas di depan suami dan anaknya akibat tersambar petir.

Korban bernama Subhana (52).

Ia merupakan warga Desa Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Korban tewas tersambar petir seusai menanam tembakau di sawah miliknya, Kamis (28/5/2020).

Kapolsek Krejengan, Iptu Yulyana mengatakan, Subhana bekerja sebagai petani.

Ia tewas tersambar petir setelah melakukan pekerjaannya menanam tembakau.

Menurut dia, korban pergi ke sawah sekitar pukul 08.00 WIB.

Ia pergi bersama Mustami (suami) dan Holipa (anak).

Mereka hendak menanam tembakau.

Sekitar pukul 14.00 WIB, hujan deras turun disertai petir.

Akhirnya, korban berteduh dan bersiap untuk pulang.

Namun, petir tiba-tiba menyambar korban.

"Atas kejadian itu korban meninggal di tempat, di hadapan suami dan anaknya."

"Suami dan anaknya tersebut lalu membawa Subhana pulang," terang Yulyana saat menjelaskan kronologi istri tewas di depan suami dan anaknya akibat tersambar petir.

Mendengar ada warganya yang tewas tersambar petir, Rohim (51), Kades Temenggungan, melapor kepada polisi.

"Saat korban hendak diautopsi pihak keluarga menyadari bahwa korban tewas tersambar petir dan menolak untuk dilakukan autopsi."

"Selanjutnya, pihak keluarga membuat surat pernyataan," tutup Yulyana.

(tri yulianto)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved