Tribun Bandar Lampung
Pemkot Minta Perguruan Tinggi di Bandar Lampung Tak Buru-buru Terapkan Kuliah Tatap Muka
Hal tersebut berkenaan maraknya fenomena pelaksanaan new normal yang sudah menasional.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
"Mahasiswa ini juga banyak yang kuliah online dia kesulitan, jadi nggak cukup lewat media gambar walaupun ada animasinya tanpa bisa bertemu dengan dosen. Kalo bertemu dengan dosen kan bisa lewat media papan tulis, menjelaskan jalannya begini terutama untuk mahasiswa jurusan eksak," ungkapnya.

Jadi mahasiswa nantinya diberi pelayanan kuliah online maupun offline.
"Ada online dan ada juga campuran. Sekarang ini masih banyak juga mahasiswa yang nggak mau hadir ke kampus tapi banyak juga yang ingin kuliah offline, dari dua bulan lalu," tambahnya.
Terkait perkuliahan offline yang akan dimulai pada 2 Juni mendatang tidak harus diikuti oleh semua mahasiswa, yang masih terkendala atau belum bersedia untuk mengikuti perkuliahan offline ini.
"Karena orangtua yang belum mengizinkan, transportasi, kekhawatiran pribadi, ya boleh tidak offline. Karena online tetep jalan kita fasilitasi, kita punya aplikasi UBL Apps itu mengakomodir semuanya. Sampai seminarpun sudah online artinya UBL Apps sudah mengakomodir semua kepentingan akademik mahasiswa, " jelasnya.
Dari segi fasilitas sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk mengatasi penyebaran virus Corona.
Berdasarkan pantauan Tribunlampung.co.id di lapangan sejumlah fasilitas yang terdapat di kampus ini sudah diberi police line sebagai bentuk pencegahan penyakit Covid-19 ini.
Tempat-tempat umum yang biasa digunakan untuk berkumpul mahasiswa ditutup.
Seperti gazebo, kantin, gedung kegiatan UKM.
Selain itu kursi kelas yang biasanya berjumlah 60 kursi dikurangi setengahnya untuk menjaga jarak mahasiswa di ruang kelas.
Tiap-tiap ruangan disediakan Handsinitizer yang diproduksi sendiri oleh pihak UBL, kemudian setiap pegawai administrasi menggunakan pengamanan wajah.
Pada lift juga dibatasi dengan berjumlah empat orang yang sebelumnya delapan orang dan pengguna lift menghadap ke dinding lift.
Kursi-kursi yang biasanya menampung empat orang dikurangi menjadi dua orang.
Terkait perkuliahan ini Harpain mengatakan setiap elemen yang ada ikut mengawasi terkait psycal distancing.
Seperti kepala prodi dekan dan lainya.
Mahasiswa dan mahasiswi yang sudah mengikuti perkuliahan offline tidak diperbolehkan untuk berkumpul. Mahasiswa yang sudah habis jam kuliahnya akan dipersilahkan untuk kembali ke rumah atau kos masing-masing.
Kemudian setiap mahasiswa yang akan mengikuti perkuliahan tatap muka atau offline diwajibkan untuk menggunakan masker.(Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer/Muhammad Hardiansyah Kusuma)