Usai Serang Petugas Medis, Segerombolan Monyet Ambil Sampel Darah Pasien Covid-19

Garg mengatakan, tidak jelas apakah monyet-monyet itu dapat tertular virus corona jika mereka bersentuhan dengan darah yang terinfeksi.

Editor: Romi Rinando
The sun
Ilustrasi 

Angka kematian di India hingga Kamis (28/5/2020) tercatat 4.695 orang dan menjadi yang paling tinggi di Asia.

Dilansir dari SCMP dikutip Kompas,com, Jumat (29/5/2020), jumlah korban meninggal di India meningkat empat kali lipat dalam waktu kurang dari sebulan dan lebih dari 1.000 dalam sepekan terakhir.

Sementara itu, angka infeksi baru juga terus mengalami lonjakan dengan total 166.386 kasus, tertinggi kesembilan secara global.

Para pakar di India mengakui, pandemi virus corona di India tak akan mencapai puncaknya hingga Juni atau Juli mendatang.

"Harapannya adalah penguncian akan dapat mencegah penularan, tetapi jelas itu tidak terjadi," kata Direktur Eksekutif Institut Kesehatan Global George, India Vivekanand Jha.

Penguncian tak efektif tekan penyebaran 

Awal tahun ini, para ahli kesehatan memperingatkan akan bahaya yang ditimbulkan oleh virus corona pada negara-negara berkembang seperti India.

Penguncian tak bisa berjalan maksimal di daerah yang penduduknya banyak dan bergantung pada upah harian untuk bertahan hidup, daerah kumuh yang padat, serta sistem perawatan kesehatan yang minim sumber daya.

"Sistem perawatan kesehatan negara-negara ini akan diuji dengan sangat buruk. Sangat mungkin bahwa dalam banyak kasus mereka tidak akan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Jika itu masalahnya, kita akan melihat penderitaan dalam jumlah besar," kata Jha.

Angka infeksi di India meningkat pada laju tercepat di Asia seiring pelonggaran penguncian oleh Perdana Menteri Narendra Modi.

 

Sebelumnya, India mengalami pukulan ekonomi terberat dalam 40 tahun terakhir akibat penguncian nasional.

Penguncian yang bertujuan untuk memberi negara lebih banyak waktu dalam membangun sistem perawatan kesehatan, meningkatkan pengujian, dan mengidentifikasi kasus baru, tak sesuai harapan.

s
Orang-orang menunggu dalam antrian di luar sebuah toko minuman keras untuk membeli alkohol setelah pemerintah mereda penutupan secara nasional yang diberlakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19, di Kolkata pada 4 Mei 2020. (Dibyangshu SARKAR / AFP)

Populasi India yang begitu besar membuat upaya-upaya itu hanya mencakup sebagian kecil penduduk.

Rumah Sakit Max Super Speciality New Delhi, tempat perawatan Covid-19 terbesar di kota itu saat ini memiliki sekitar 200 pasien.

"Kami mendapatkan semakin banyak orang setiap hari baik dalam jumlah maupun dalam keparahan penyakit. Kami belum melihat tanda akan berakhir," kata Direktur Bagian Perawatan Kritis Rumah Sakit, Arun Dewan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved