Video Berita

Tak Percaya Corona, Warga Usir Petugas Medis yang Hendak Jemput PDP Kabur dari RS

Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga mengamuk dan mencoba menghadang petugas medis.

Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: Daniel Tri Hardanto
Instagram @cetul22
Warga usir petugas medis yang hendak jemput PDP corona kabur dari RS. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga mengamuk dan mencoba menghadang petugas medis.

Video viral dibagikan grup Facebook Amboina Feature dengan membuat keterangan “Jemput pasien tim medis diusir warga kenapa masyarakat sudah tidak percaya dengan viros corona".

Dalam video berdurasi 2,8 menit itu, tampak puluhan warga mengepung ambulans dan berdebat dengan petugas.

Warga juga terlihat marah kemudian membentak, mendorong, dan mengusir petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) saat mencoba memberi penjelasan.

VIDEO Lompati Pagar, 2 Pasien Corona Kabur dari RS dan Pulang ke Rumah

VIDEO Viral Penangkapan Pasien Buronan Positif Covid-19 yang Sempat Kabur dari RS di Jayapura

Pengakuan Istri yang Intim dengan 2 Pria Selingkuhan

Raffi Ahmad Panik Lihat Rafathar Terjebak di Kamar Mandi

“Woe woe, bale bale (balik), di sini seng ada corona,” teriak warga dalam video tersebut.

Dalam waktu enam jam setelah diunggah, video itu telah dibagikan lebih dari 950 kali dan direspons 600 akun di kolom komentar.

Dari penelusuran Kompas.com, pengusiran tenaga medis dan tim gugus tugas Covid-19 itu terjadi di Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (29/5/2020) sore.

Aksi bermula saat petugas hendak membawa kembali seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berinisial AT (42) yang kabur dari RSUD Masohi.

“Kejadiannya itu Jumat kemarin di Desa Tamilow. Jadi tim gugus tugas ke sana untuk menjemput salah satu PDP yang keluar dari rumah sakit, tapi ditolak warga,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku Tengah Jenny Adijaya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu.

Pasien tersebut masuk ke RSUD Masohi dengan keluhan diabetes pada Rabu (27/5/2020).

Keesokan harinya, pasien di-rapid test dan hasilnya reaktif.

“Tapi Jumat pagi itu pasien keluar dan pulang ke kampungnya secara diam-diam,” katanya.

Pejabat Desa Tamilouw, Rustandi Wailissa mengatakan, penolakan warga terjadi karena mereka belum memahami secara baik prosedur penanganan medis terhadap pasien dalam pengawasan.

“Pihak keluarga ini keberatan dan menolak tim gugus tugas karena mereka datang dengan mengenakan APD lengkap. Jadi kelihatannya kurang nyaman begitu menurut pandangan warga,” ujarnya.

Setelah diberikan pemahaman, warga kemudian membubarkan diri dan petugas medis membawa AT ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan swab.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved