Kisah Soekarno Tengah Rapat, Tiba-tiba Panik, Karena Diberitahu Ada Pasukan Liar di Luar Istana
Walau demikian rapat tetap dilaksanakan. Akan tetapi tak lama setelah itu Komandan Detasemen Kawal Pribadi. Cakrabirawa dipimpin Brigadir Jenderal
Rapat terasa mencekam lantaran Istana dikepung oleh mahasiswa yang menuntut Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
Semua menteri, kepala lembaga dan sejumlah perwira tinggi angkatan perang diwajibkan hadir untuk mengikuti rapat tersebut.
Mengutip buku Presiden (daripada) Soeharto, rapat sejatinya akan digelar pada pukul 09.00 WIB.
Namun para menteri ada yang terlambat datang karena demo mahasiswa.
Walau demikian rapat tetap dilaksanakan. Akan tetapi tak lama setelah itu Komandan Detasemen Kawal Pribadi. Cakrabirawa dipimpin Brigadir Jenderal Mohamad Sabur mengirim nota kepada Brigjen Amir Machmud dimana ada pasukan liar di luar istana.
Amir Machmud lantas memberitahukan ini kepada Soekarno.

Mengetahui adanya pasukan liar tersebut, Soekarno sempat panik.
Ia lantas meninggalkan rapat dan menyerahkan kepemimpinan rapat kepada Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Johannes Leimena.
Bung Karno kemudian naik helikopter menuju Istana Bogor agar mendapat pengamanan yang lebih terjamin.
Sore harinya tiga orang jenderal menemui Soekarno di Istana Bogor.
Ketiganya yakni Mayjen Basoeki Rachmat, Brigjen M Jusuf, dan Brigjen Amirmachmud.
Disinyalir ada juga kehadiran perwira tinggi lainnya yakni Maraden Panggabean.

Letjen TNI M.Jusuf (kiri) dan Letjen TNI Amir Machmud, keduanya saksi dimana Supersemar ditandatangani oleh Soekarno
Soekardjo Wilardjito, ajudan Soekarno mengatakan saat itu ditodong pistol FN 46 oleh Panggabean sehingga Bung Karno dalam keadaan tertekan saat menandatangani Supersemar.
Soekardjo juga lantas mencabut pistolnya karena keselamatan presiden terancam.