Berita Nasional

Ketua RT Tampar Seorang Nenek Gara-gara Masalah Bansos

Nenek Arni mengalami penganiyaan dari pria bernama Asep Supriyadi yang merupakan Ketua RT02/RW07 Desa Sukamaju.

Editor: wakos reza gautama
TRIBUNPAKANBARU.COM
Ilustrasi penganiayaan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BOGOR - Seorang Ketua RT menampar seorang nenek gara-gara masalah bantuan sosial (bansos).

Nenek tersebut bernama Arni (70). Sementara ketua RT adalah Asep Supriyadi. 

Peristiwa itu terjadi di balai desa, Kampung Harapan, Desa Sukamaju, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Awalnya dapat informasi (penganiayaan) itu dan sorenya saya langsung datang ke lokasi," ucap anak nenek Arni, Naih (48) saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/6/2020).

Naih menjelaskan bahwa ibunya mengalami penganiyaan dari pria bernama Asep Supriyadi yang merupakan Ketua RT02/RW07 Desa Sukamaju.

VIDEO Viral Ibu Rumah Tangga Protes Isi Paket Sembako Bansos Tak Lengkap

Akhir Tragis Evakuasi Dramatis Pria Tergencet Batu Sebesar Mobil di Tengah Hutan Selama 10 Jam

KPK Bantah Buronan Nurhadi Dijaga Polisi Selama Buron

Pesan Mendiang Ani Yudhoyono untuk AHY Lewat Mimpi

Kejadian itu berlangsung pada Kamis (28/5/2020) sekitar pukul 13.00 WIB.

Mulanya, kata dia, bansos yang bersumber dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tidak sesuai harapan si nenek yang seharusnya mendapat 30 kilogram.

Awalnya nenek marah karena bansos beras dipotong

Akibatnya, ketua RT itu menjadi sasaran kemarahan si nenek yang menganggap penyaluran bansos berupa beras dari bupati itu tidak adil.

"Awalnya sih tentang bansos beras yang dari bupati, per 30 kg tapi cuman dikasihnya 1 karung (15 kg). Dipotong setengahnya. Emang sih yang dapat bukan ibu saya tapi anak (adik saya) tinggal masih satu rumah satu KK," bebernya.

Lebih-lebih, lanjut dia, nenek Arni juga dijanjikan bantuan uang tunai dengan alasan hanya mendapat bansos 15 kilogram (Kg).

Nenek Arni tak tahan menunggu janji itu hingga akhirnya ditagih ke balai desa.

Namun, saat ditagih, ketua RT itu malah berbuat kasar terhadap nenek Arni.

"Kalau memang untuk pemerataan (bansos) mungkin kebijakan RT-nya cuman harus konfirmasi dulu. Jadi yang dipotong bansos itu punya keluarga saya ya wajarlah pasti teriak. Intinya dia (nenek saya) menuntut kenapa yang lain tidak dipotong dan alasannya kenapa dikasih uang," terangnya.

"Iya memang dijanjikan uang dan mungkin namanya ibu-ibu kalau udah dijanjikan pasti menagih," imbuh dia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved