Berita Nasional

Korban Kecelakaan Meninggal Setelah Ditolak 4 Rumah Sakit, Pihak RS Beralasan Prioritaskan Covid-19

Seorang korban kecelakaan Meninggal setelah ditolak 4 rumah sakit di Bengkulu. Adapun, korban kecelakaan tersebut merupakan seorang pria 24 tahun.

tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi. Korban Kecelakaan Meninggal Setelah Ditolak 4 Rumah Sakit, Pihak RS Beralasan Prioritaskan Covid-19. 

Pihak keluarga sempat menolak karena medis menyebut metode ini kemungkinan hidup pasien hanya tiga persen.

Setelah bersepakat, pihak keluarga akhirnya menyetujui menandatangani surat tersebut.

"Surat telah ditandatangani namun selama 2 jam selang baru dipasang ke paru-paru."

"Selama itu kami diminta menunggu, saya sempat marah dan heran mengapa tim medis sibuk mengambil sampel darah adik saya untuk uji Covid-19," ujar Feri.

Pukul 09.00 WIB, kondisi pasien drop.

Tim medis mengambil tindakan dengan pompa oksigen dan detak jantung.

Hingga pukul 09.10 WIB, korban dinyatakan Meninggal dunia.

"Saya merasa kecewa penanganan medis terlalu fokus pada Covid-19 sementara pasien lain di luar Covid-19 kurang mendapatkan perhatian."

"Akhirnya, adik saya sebagai contoh Meninggal dunia karena lambannya penanganan," kisah Feriansyah.

Penjelasan RSUD M Yunus

Direktur RSUD M Yunus, Zulkimaulub Ritonga saat dimintai konfirmasi menyebutkan, pihaknya tidak menolak pasien korban kecelakaan tersebut.

"Pertama kami ikut berbelasungkawa atas kejadian ini. Kedua pasien tidak ditolak tetap kami layani hanya saja di Bengkulu ini pelayanan bedah saraf satu-satunya ada di RSUD M Yunus, dokter bedah saraf hanya ada satu di Bengkulu," katanya, Selasa (02/06/2020).

"Sementara riwayat pasien sebelum ke RSUD M Yunus telah mendatangi beberapa rumah sakit lain yang tidak ada ahli bedah saraf," jelas Zulkimaulub.

Bedah saraf tidak ada berhenti beroperasi, bahkan dikatakan dia, pada malam Idul Fitri saja, pihaknya masih melakukan operasi bedah saraf.

Dikatakannya, meski RSUD M Yunus fokus melayani Covid-19, bagian bedah saraf dan sejumlah layanan lain tetap dibuka.

"Di media sudah diumumkan bahwa meski fokus Covid-19 layanan bedah saraf tetap melayani pasien," ungkapnya.

Janji diskes

Kadis Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya telah mengetahui persoalan ini.

Ia menegaskan, meski fokus Covid-19, semua rumah sakit wajib melayani juga pasien umum lainnya.

"Saya dapat info itu, yang jelas prinsipnya semua masyarakat harus dilayani tidak boleh ada penolakan meskipun kondisi Covid-19 tidak ada perbedaan perlakuan pada pasein umum," katanya melalui telepon, Selasa (2/6/2020).

Ia mengatakan, kalau alasan ada tenaga medis yang menjalani isolasi lalu menolak pasien dikatakannya tidak semua medis itu melakukan isolasi, semua layanan harus menjalani pelayanan.

Ia menyebutkan, pihaknya hari ini melakukan rapat terkait persoalan penolakan sejumlah rumah sakit tersebut.

"Kami akan rapat hari ini, kami akan kirimkan surat peringatan pada seluruh rumah sakit di Bengkulu untuk dilarang menolak pasien," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Tragis Pemuda Bengkulu, Kritis karena Kecelakaan, Ditolak 4 Rumah Sakit lalu Meninggal.

Ditolak 4 rumah sakit, seorang korban kecelakaan Meninggal setelah mengalami Kecelakaan Tunggal. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved