Berita Nasional

Oknum TNI Mabuk Diduga Pukuli Warga di Posko Covid-19

Korban dipukul oknum anggota TNI menggunakan alat pengeras suara jenis toa berulang kali di bagian kepala hingga berlumuran darah.

Editor: wakos reza gautama
ilustrasi
Ilustrasi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TIMOR TENGAH SELATAN - Oknum TNI diduga telah menganiaya warga bernama Markus Selan (22), warga Desa Oe'ekam, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan ( TTS), Nusa Tenggara Timur ( NTT).

Peristiwa tersebut terjadi di posko Covid-19 di desa setempat pada Minggu (31/5/2020) malam.

Adapun terduga pelaku penganiayaan tersebut adalah seorang Babinsa di Desa Naefati, Kecamatan Santian, berinisial AB.

Markus mengatakan, kejadian bermula saat dirinya bersama dengan seorang rekannya bernama Yandreas Ferdinan Maunaben (21), berboncengan menggunakan sepeda motor hendak menuju Kecamatan Santian untuk mengantar makanan.

Saat melewati posko tersebut, diketahui ada lima orang petugas yang berjaga termasuk pelaku.

VIral Kisah Oknum TNI Bunuh Istri hingga Korban Ditemukan Tinggal Tulang

Kisah Soekarno Tengah Rapat, Tiba-tiba Panik, Karena Diberitahu Ada Pasukan Liar di Luar Istana

Tercatat 19 Nama Daftar ke PDI-P, Maju Pilkada Surabaya, dari Wakil Rakyat, Pengusaha, Purnawirawan

Aksi Anggota TNI Bujuk Orang Gila Lalu Beri Pakaian & Makanan Tuai Pujian Sampai ke Telinga Komandan

"Tapi, pada saat palang bambu di jalan itu diangkat dan kami lewat kurang lebih dua meter, Pak Babinsa panggil kami naik ke atas posko, karena posisi posko di atas bahu jalan kurang lebih 60 sentimeter," ungkap Markus.

Setibanya menghadap, tanpa banyak kata, oknum TNI yang diketahui sedang mabuk tersebut langsung memukulnya hingga jatuh tersungkur.

Alasannya, dianggap tidak hormat dan cuek.

"Dia tendang saya karena katanya saya cuek sama dia. Harusnya sikap siap baru maju menghadap ke dia. Padahal saya masih simpan kunci motor di saku jaket," kata Markus.

Ia juga dipukul menggunakan alat pengeras suara jenis toa berulang kali di bagian kepala hingga berlumuran darah.

Sempat lapor tak direspon

Setelah babak belur mendapat penganiayaan itu, ia kemudian diminta melanjutkan perjalanan.

Tak terima dengan perbuatan yang dilakukan pelaku, korban sempat melapor ke Polsek Boking dan Pos Rayon Militer Boking, namun tak direspons.

"Kami sempat singgah lapor di Polsek Boking dan Pos Rayon Militer Boking tapi tidak direspons sehingga kami langsung lapor ke Polres TTS dan Kodim TTS," ujar dia.

Ia berharap pelaku dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved