Tribun Bandar Lampung

Kisah Mahasiswa di Bandar Lampung Produksi Face Shield: Kami Ingin Terlibat Menangani Covid-19

sejumlah mahasiswa di Bandar Lampung yang membuat face shield gratis bagi warga Lampung.

Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
Proses pembuatan face shield industri rumahan mahasiswa di Bandar Lampung. Kisah Mahasiswa di Bandar Lampung Produksi Face Shield: Kami Ingin Terlibat Menangani Covid-19 

Bobi mengatakan, tempat atau rumah produksi yang berada di Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang menumpang bekas bimbel (bimbingan belajar).

Pasalnya, sejak pandemi merebak, bimbel tersebut tak dimanfaatkan lagi.

Bobi yang mengenal pemilik bimbel akhirnya mendapatkan izin untuk sebagai tempat produksi sementara.

Kendati demikian, produksi face shield sejak medio Maret lalu ini sudah mampu memproduksi 300 face shield perhari.

"Tergantung banyaknya pesanan, tapi maksimal perhari kita kerjakan 300 sampai 500 face shield," kata Bobi.

Modal awal pembuatan face shield tersebut diakuinya berasal dari kantong pribadi.

Namun, lambat laun komunitas yang ia bentuk bersama rekannya mulai mendapatkan suntikan dana dari para donatur.

Alhasil, face shield buatan mahasiswa unila ini tidak hanya dijual namun juga untuk didonasikan kembali.

Bobi (kanan), mahasiswa Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung, bersama rekannya, Agus, Rabu (3/6/2020). Bobi dkk membuat face shield di bengkel kerjanya yang berada di Kelurahan Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung.
Bobi (kanan), mahasiswa Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung, bersama rekannya, Agus, Rabu (3/6/2020). Bobi dkk membuat face shield di bengkel kerjanya yang berada di Kelurahan Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung. (Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad)

Ia menyebut sudah mendonasikan APD dan face shield ke tenaga medis.

Selain itu, donasi juga disampaikan kepada korban puting beliung di Kabupaten Tulang Bawang.

Sementara rekan satu komunitas, Fadel mengatakan untuk pembuatan satu buah face shield memakan waktu sekitar satu menit.

Prosesnya, setiap anggota komunitas punya tugas masing masing.

"Ada yang motong bahan, nempelin bahan, dan finishing," imbuh Fadel.

Alumni Universitas Bandar Lampung Jurusan Teknik Sistem Informasi ini mengaku bagian yang paling sulit adalah merekatkan kaca mika dengan busa pelindung.

Namun itu hanya dialami saat awal pembuatan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved