Kisah Putri Ahmad Yani Pindah ke Desa Selama 20 Tahun, Untuk Hilangkan Trauma Atas Peristiwa G30S
buku yang ditulis tentang ayahnya dan peristiwa G30S, Amelia menuturkan bahwa tujuannya adalah ingin agar generasi muda belajar dari peristiwa-perist
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - netizen Indonesia saat ini ramai menyerukan tagar #boikotwikipedia.
Hal ini terkait informasi soal PKI di Wikipedia yang bertajuk Pembantaian di Indonesia 1965-1966.
Pada dasarnya, isu PKI sensitif di masyarakat Indonesia.
Sebab, beberapa orang masih trauma dengan kasus PKI.
Salah satunya adalah Amelia Achmad Yani, salah satu putri Jenderal Achmad Yani.

• Beda dengan Soeharto, Begini Kondisi Jenazah 7 Jenderal Korban PKI Menurut Tim Forensik
• Anggota PKI Dieksekusi Mati tapi Ternyata Kebal Peluru, Akhirnya Tewas setelah Ucapkan Kata Ini
• Firasat Istri Jenderal AH Nasution Sebelum Peristiwa G30S/PKI Pecah
Sebab Amelia Achmad Yani sempat tinggal lebih dari 20 tahun di sebuah desa kecil untuk menepi dari keramaian kota.
Dilansir oleh Kompas.com pada 10 Oktober 2017 silam, melalui wawancara khusus wartawan Widianti Kamil, Amelia Yani sedang berada di Sarajevo, dalam tugasnya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Bosnia-Herzegovina.
Amelia Jenderal Achmad Yani adalah anak ketiga dari delapan putri dan putra almarhum Jenderal Jenderal Achmad Yani dan almarhumah Yayu Rulia Sutowiryo.
Seperti diketahui bersama Jenderal Achmad Yani adalah seorang pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa pada tanggal 30 September - 1 Oktober 1965 oleh kelompok yang mengatasnamakan Gerakan 30 September/G30S di Jakarta.
Ingatan Amelia Yani terhadap peristiwa G30S selalu muncul sebagai peristiwa kelam saat memasuki bulan September.
"Seperti sebuah potret yang berjalan," kata Amelia Yani.
Dituturkan olehnya bahwa ia selalu mengadakan tahlilan di mana ia sedang berada.
"Dan, saya sesuaikan, kalau di sini (di Wisma Indonesia), di Sarajevo (Bosnia-Herzegovina), saya sesuaikan tanggalnya dengan di Jakarta, jamnya juga bersamaan."
"Kodam (di Jakarta) membuat tahlilan setelah magrib, di sini jam satu (13.00 waktu Sarajevo),". kata Amelia.
Ditanya perihal buku yang ditulis tentang ayahnya dan peristiwa G30S, Amelia menuturkan bahwa tujuannya adalah ingin agar generasi muda belajar dari peristiwa-peristiwa sebelumnya (terutama peristiwa G30S)