Tribun Bandar Lampung
Kisah Warga Bandar Lampung Seberangi Sungai Akibat Jembatan Putus, Jika Arus Deras Anak Tak Sekolah
Warga memilih melewati sungai, karena lebih dekat dibanding menggunakan jalan aspal yang ada.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sudah sejak tahun 2018, warga di dua kampung, yakni Kampung Sinar Banten, Kelurahan Sumur Putri, Kecamatan Telukbetung Selatan dan kampung Sukarame II, Kecamatan Telukbetung Barat, Bandar Lampung menyeberangi Kali Akar untuk melintas.
Ini akibat jembatan yang ada sudah jebol.
Warga memilih melewati sungai, karena lebih dekat dibanding menggunakan jalan aspal yang ada.
Sejumlah warga terlihat menyeberangi Kali Akar, Senin (8/6/2020), sekitar pukul 15.30 WIB.
Ada orang dewasa, ada pula anak-anak.
• Cerita Perajin Ikan Teri Pulau Pasaran, Tetap Semangat di Tengah Pandemi Corona
• Warga Bisa Nyeberang Tanpa Suket, Penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni Sudah Dilonggarkan
• Hanya 16 Calhaj Lampung Ambil BPIH
Nampak pula warga yang sedang mendorong motornya menyeberangi kali tersebut.
Air terlihat tidak terlalu dalam karena sedang surut.
Ketinggian air umumnya semata kaki, namun ada di bagian-bagian tertentu yang ketinggiannya sedengkul orang dewasa.
Arus air hari itu tidak deras.
Namun kondisi berbeda jika musim hujan, air bisa mencapai seleher orang dewasa dan arus menjadi deras.
Dulunya warga menyeberang melalui jembatan beton yang dibangun swadaya masyarakat.
Namun sejak jembatan jebol, warga harus melintasi kali tersebut.
Warga mengaku, memang ada jalanan aspal.
Namun jaraknya tidak sedekat jika mereka menyeberangi kali.
"Bisa muter lewat jalan aspal, tapi jauh bisa makan waktu kurang lebih 20 menit. Lewat sini gak sampe lima menit. Kalau surut seperti ini kita berani nyebrang motor, tapi setelah hujan airnya naik tuh ya, kita tahan gak usah nyebrang," ujar Ari (29), warga Sumur Putri ini, Senin (8/6/2002).