Badak Lampung FC

Wacana Wajib Turunkan Pemain U-20, Pelatih Fisik BLFC: Ada Sisi Positif dan Negatif

Usulan memakai pemain U-20 itu juga tak terlepas dari permintaan kumpulan para pelatih yang tergabung dalam APSSI.

Penulis: Muhammad Hardiansyah Kusuma | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi pribadi
Asep Suryadi. Wacana Wajib Turunkan Pemain U-20, Pelatih Fisik BLFC: Ada Sisi Positif dan Negatif 

Laporan Reporter Tribun Lampung Muhammad Hardiansyah Kusuma

TRIBUN LAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) telah membuat wacana terkait keberlanjutan kompetisi Liga 1 dan Liga 2.

Dalam wacana tersebut setiap klub wajib menurunkan pemain U-20.

Mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 mendatang.

Usulan memakai pemain U-20 itu juga tak terlepas dari permintaan kumpulan para pelatih yang tergabung dalam Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI).

Tujuan mewajibkan menurunkan pemain U-20 itu demi menambah jam terbang pemain muda.

Terkait wacana itu, pelatih fisik Badak Lampung FC Asep Suryadi mengatakan wacana tersebut memiliki sisi negatif dan positif.

Pelatih Persib Bandung Beberkan Dampak Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Blaster Saburai Tak Masalah Jika Kompetisi Liga 2 Berpusat di Pulau Jawa: Asalkan Boleh Ada Penonton

3 Bulan Tak Digunakan, Lihat Kondisi Markas Skuat Badak Lampung, Stadion Sumpah Pemuda

Dari segi positifnya para pemain muda ini akan memiliki banyak jam terbang.

"Apalagi kalo wacana itu anak U-20 wajib bermain beberapa menit gitu, misalnya di Liga 2 2007 lalu wajib 45 menit. Jadi seniornya atau saingan satu posisi dengan pemain 0-20 itu mau latihan 100% pasti akan jadi cadangan, karena tim wajib memainkan pemain U-20 tersebut," jelasnya kepada Tribunlampung.co.id, Jumat (19/6/2020).

Lanjutnya, untuk sisi negatif kasihan untuk pemain senior yang latihan maksimal dijadikan cadangan.

"Contoh misalnya kita punya Dodi CB, pasti antara Saepuloh, Faris harus cadangan walaupun dia dalam kondisi fit dan top performance, apalagi ada Alam dan Ardan," tambahnya.

Terkait apakah pemain U-20 ini jika wajib dimainkan nantinya, apakah dapat mengurangi kekuatan tim karena jam terbang pemain U-20 belum sebanding dengan pemain senior.

Asep mengatakan semuanya tergantung dengan persiapan, mulai dari perekrutan, peningkatan kondisi dan uji coba.

"Kembali lagi ke soal persiapan kalau itu, kalau managemen mempersiapkan dengan bagus, mulai dari perekrutan, peningkatan kondisi, kemudian uji coba supaya pemain tersebut bisa dapat chemistri. Kemudian mental bertandingnya dengan pemain senior lain yang duluan gabung, "paparnya.

Akan tetapi untuk sejauh ini ia belum ada bayangan siapa pemain yang akan dilirik jika wacana tersebut dilaksanakan.

"Belum-belum, kalau PSSI tujuannya untuk menambah jam terbang pemain Timnas U-19, kenapa tidak dibagi aja pemain kesemua klub," katanya.

Kemudian lanjut Asep jika pemain tersebut habis dibagi dengan Liga 1, kenapa tidak nantinya seleksi pemain lokal.

Tetapi menurutnya itu semua perlu waktu yang cukup lama.

Kalau pun waktu yang tidak memungkinkan, dirinya mengatakan akan bertanya kepada pelatih Academy musim lalu.

"Iya minta rekomendasi dari pelatih-pelatih yang musim kemarin melatih di youth Academy (Elite Pro Academy)," tutupnya. (Tribunlampung.co.id/Muhammad Hardiansyah Kusuma)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved