Pasangan Mahasiswa Buang Bayi Baru Dilahirkan karena Takut Orangtua
Kejadian berawal saat mahasiswa dan mahasiswi di Jawa Tengah itu menjalin hubungan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pasangan mahasiswa A (21) dan M (20) yang akan menikah memutuskan untuk membuang bayi hasil hubungan terlarang pada Minggu (14/6/2020).
A dan M nekat membuang bayi mereka di Jalan Prambanan Piyungan, KM 2 Dusun Gunungharjo, desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan karena takut dengan orang tuanya.
Kejadian berawal saat mahasiswa dan mahasiswi di Jawa Tengah itu menjalin hubungan.
Pada tanggal 14 Juni 2020, A menjemput M dan bayi mereka.
• Kesal Diselingkuhi, Pemuda di Sulsel Coba Bunuh Pacarnya
• VIDEO Detik-detik 3 Bocah Tenggelam di Kolam Bekas Galian di Bandar Lampung
• Kenalkan Zidny Lathifa Pacar Artis Iqbaal Ramadhan
• Tak Bisa Berenang, Saksi Mata Gagal Selamatkan Nyawa Bocah Tenggelam di Kolam Bekas Galian
Saat itu mereka sepakat untuk menitipkan bayi perempuan mereka ke salah satu saudaranya di wilayah Yogyakarta.
Mereka berangkat menggunakan mobi dari Jawa Tengah ke Yogyakarta.
Di tengah perjalanan, mereka berdua terlibat cekcok.
Mereka kemudian memutuskan untuk mengurungkan menitipkan bayi berusia dua hari ke saudara di Yogyakarta.
Mereka memilih meletakkan bayi mereka di wilayah Prambanan dengan harapan ditemukan oleh orang lain.
"Diletakkan di tempat yang masih terjangkau oleh orang atau dapat dilihat oleh orang. Dengan maksud agar bayi tersebut ditemukan oleh orang lain dan akan dirawat oleh orang lain," ungkap Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Deni Irwansyah, Senin (22/6/2020).
Ia mengatakan setelah meletakkan bayinya di jalan, mereka kembali Jawa Tengah.
Sementara itu, Kanit PPA Polres Sleman Iptu Bowo Susilo menuturkan kedua tersangka masih berstatus sebagai mahasiswa.
"Keduanya bukan suami istri, masih pacaran, mau menikah juga. Keduanya diamankan di rumahnya Jawa Tengah," kata dia.
Bayi tersebut kemudian ditemukan Muhammad Alwan (17) dan Muhammad Faris (16) yang sedang berolahraga pada Minggu pagi sekitar pukul 16.15 WIB.
Bayi perempuan yang masih hidup tersebut dibungkus dengan kain berwarna merah. Ada gelang identitas bayi yang masih dipakai di pergelangan tangan.