Wawancara Khusus

Cerita Didiek Hartantyo Jadi Dirut PT KAI saat Covid-19, Omzet Rp 23 Miliar Anjlok Jadi Rp 300 Juta

Didiek Hartantyo mendapat amanah sebagai direktur utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) pada Mei 2020 lalu, atau di tengah pandemi Covid-19.

Dok Didiek Hartantyo via Tribunnews
Dirut PT KAI Didiek Hartantyo. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Didiek Hartantyo mendapat amanah sebagai direktur utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) pada Mei 2020 lalu, atau di tengah pandemi Covid-19.

Mantan direktur keuangan PT KAI itu harus menghadapi masa sangat sulit pada permulaan tugasnya.

Sebab, sektor transportasi merupakan satu di antara industri paling terdampak wabah virus corona.

Mantan bankir yang punya jam terbang 28 tahun ini memimpin PT KAI ketika jumlah penumpang anjok menjadi 200 ribu orang dari semula 1,2 juta per hari.

Semula omzet per hari Rp 23 miliar, kini hanya Rp 300 juta.

Kisah Adi Sarwono, Rela Sisihkan Gaji demi Jadi Pustakawan Keliling di Bandar Lampung

Cerita Istri Gubernur Lampung Riana Sari Ciptakan APD Kawai Plastik Bermotif Tapis

Lamborghini Baru Keluar Diler Mogok di Jalan Tol, Hancur Ditabrak Mobil Van

Bayi Dikerangkeng di Kandang Anjing, Ada Ular dan Kecoak Berkeliaran di Dekatnya

Sejak menjabat sebagai nakhoda badan usaha milik negara (BUMN) tersebut, pria kelahiran Jakarta 1961 ini langsung menyiapkan empat strategi khusus.

Satu di antaranya 'Protect our People'.

Kebijakan itu mengutamakan kesehatan para pengguna transportasi kereta api dan para pegawai PT KAI.

Kini, PT KAI mempersiapkan diri memasuki masa new normal (kenormalan baru).

Apa saja langkah-langkah Didiek dan manajemen PT KAI?

Berikut petikan wawancara eksklusif tim Tribun Network dengan Didiek Hartantyo di Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (25/6/2020).

Bagaimana langkah PT KAI agar tetap bertahan di tengah masa pandemi Covid-19?

Saya berikan penggambaran begini. Kami memasuki 2020 dengan optimisme tinggi. Punya rencana pertumbuhan berkisar 20 persen. Januari-Februari berjalan baik. Pengaruh itu (wabah corona) baru terasa pada pertengahan Maret.

Pada 2 Maret, Pak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus positif corona pertama di Indonesia. Kemudian pada 16 Maret, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Tjahjo Kumolo) menulis surat edaran berisi imbauan kepada seluruh aparatur sipil negara untuk bekerja di rumah.

Dampaknya mulai terasa. Pada 18 Maret, kami menyaksikan penurunan volume penumpang. Hari-hari normal mencapai 1,2 juta (penumpang). Pada hari itu (18 Maret) penumpang turun jadi 1 juta, lalu terus menurun. Hari-hari ini penumpang hanya 200 ribuan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved