Tribun Bandar Lampung
Tiang Listrik di Pinggir Flyover Belum Dipindahkan, Dua Kios Warga Merugi
Pemilik bengkel tambal ban ini merugi karena banyak calon pelanggan enggan mampir ke kiosnya.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Satu unit tiang listrik di pinggir proyek jembatan layang atau flyover di Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung, belum dipindahkan.
Hal ini tidak hanya menghambat progres pengerjaan, tapi juga warga yang memiliki usaha di sekitar pembangunan jembatan tersebut.
Salah satu warga yang terdampak yakni Simatupang (58).
Pemilik bengkel tambal ban ini merugi karena banyak calon pelanggan enggan mampir ke kiosnya.
Menurutnya, alasan pelanggan mengurungkan niatnya lantaran tanah depan kios yang belum dikerjakan sehingga kontur tanah lembek, terlebih saat musim hujan.
"Seharusnya tanah depan saya ini sudah dikerjakan, tapi karena tiang listrik itu belum digeser (pindahkan) jadi terhambat," ujar Simatupang, Selasa (30/6/2020).
• Pedagang Terpaksa Tutup Selama Pembangunan Flyover Sultan Agung, Sekkot: Sabar hanya Sementara
• Sekeluarga Pasien Covid-19 di Lampung Sembuh, Termasuk Bayi 5 Bulan
• Mayat Anonim Laki-laki Ditemukan di Perairan Kuala Teladas Tuba, Berikut Ciri-cirinya
Diketahui, saat ini progres pembangunan flyover sudah memasuki tahap pemasangan gorong- gorong di sisi kiri dan kanan jembatan.
Namun pemasangan gorong-gorong di sisi kanan jalan dari arah MBK belum tuntas seluruhnya. Ini dikarenakan ada tiang listrik yang belum digeser.
Pasalnya, tiang listrik berada di jalur pemasangan gorong gorong.
"Kami minta segera dipindah, biar orang bisa kerja dan tanah depan kios saya tidak lembek," katanya.
Simatupang menambahkan, sudah lebih dari satu minggu pemasangan gorong-gorong itu mangkrak.
Ia mengaku, secara pribadi tak mempermasalahkan pembangunan tersebut.
Hanya saja, pria yang sudah menjalankan usaha bengkel sejak tahun 1987 ini berharap proses pengerjaan jangan ditunda-tunda.
"Kalau tiang ini sudah digeser, paling dua hari yang kerja pasang gorong kelar. Saya nggak masalah tutup dua hari, anggap saja istirahat. Tapi ini sudah seminggu lebih nggak jalan," jelasnya.
Dampaknya, lanjut Simatupang, pemasukan usahanya berkurang drastis.