Tribun Bandar Lampung

Kisah Pembatik Khas Lampung Bertahan di Tengah Pandemi, Batasi Produksi Agar Karyawan Tetap Bekerja

Selama 3 bulan pertama, dimana wabah corona mulai merebak tak ada pesanan dari para pelanggan.

Penulis: joeviter muhammad | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Joviter
Karyawan di rumah Batik Siger, Kemiling, Bandar Lampung memulai aktivitas produksi setelah sempat terhenti selama pandemi Covid 19. Kisah Pembatik Khas Lampung Bertahan di Tengah Pandemi, Batasi Produksi Agar Karyawan Tetap Bekerja 

Batik siger buatannya diharapkan juga dapat mempromosikan budaya lokal lampung dimata internasional.

Niat Una sudah terwujud, karena beberapa kali batik siger yang ia produksi tampil dalam acara workshops di luar Negeri.

Kini ia hanya memfokuskan bagaimana caranya agar usaha kerajinan tangan ini tetap eksis, sehingga sejumlah karyawan yang bekerja dengannya tetap memperoleh sumber pemasukan.

"Rata-rata dari kalangan ibu rumah tangga, jadi mereka bisa suport ekonomi keluarga. Ada enam orang kerja di sini itu kaum difabel yang sengaja kita latih dan alhamdulillah sekarang mereka sudah bisa bikin batik," terangnya.

Keahlian Una dalam membuat batik tulis merupakan ilmu turunan dari orang tuanya yang juga seorang pengusaha batik, di Solo.

Setelah menjajakan kaki di Sumatera, barulah Una membagikan keterampilannya tersebut.

Di pusat kursus dan pelatihan Batik siger, Una mentrasferkan keahliannya kepada warga Bandar Lampung.

Una mengaku, banyak murid atau orang yang belajar membatik dengan nya waktu dulu, kini sudah sukses menjadi pengusaha batik tulis.

"Kuncinya adalah telaten, fokus dan konsentrasi. Terus berlatih untuk mendapatkan hasil yang bagus," katanya.

Sementara salah satu karyawan yang bekerja di rumah batik siger, Tutik (35) mengatakan banyak keuntungan yang didapat selama bekerja ditempat itu.

Selain keterampilan dalam membuat batik tulis, ia juga ikut membantu menambahkan pemasukan keluarganya.

"Lumayan bisa bantu suami cari tambahan rezeki," kata Tuti.

Warga Kemiling ini bekerja sejak tahun 2012 silam.

Ia lebih bertanggung jawab di bagian pewarnaan kain.

Menurutnya, membuat sebuah kain batik dari awal hingga menjadi pakaian membutuhkan proses yang tidak cepat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved