Penyebab Perilaku Bullying dan Cara Mengatasinya
Bully merupakan kasus yang sering terdengar di masyarakat, dan mirisnya pelaku pembulian ada yang masih anak-anak.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Bully merupakan kasus yang sering sekali terdengar di masyarakat, dan mirisnya pelaku pembulian ada yang masih anak-anak.
Dewi Lutfianawati, S.Psi, M.Psi, Psikolog mengatakan, bully bisa terjadi karena ada pelaku dan korban, biasanya korban bully adalah orang-orang yang lemah dan tidak memiliki kemampuan untuk melawan.
"Kalau orangnya sama-sama kuat, dan sama-sama memiliki kemampuan untuk melawan, bully tidak akan pernah terjadi, karena tidak ada yang bisa jadi korban," urai Psikolog dari Biro Psikologi Tentrem Hati itu.
Ada yang berpendapat, korban bully kebanyakan adalah orang-orang yang jelek dan cupu, pendapat itu salah.
Ada korban bully yang penampilannya keren dan wajahnya cantik atau tampan.
Dia di bully, karena pelaku pembulian iri dengan penampilan keren, dan wajah tampan atau cantik yang dimilikinya itu.
• Ciri-ciri Psikopat yang Perlu Diwaspadai, Penyebab dan Cara Mencegahnya
• Kenali Berbagai Penyebab Tubuh Alami Kegemukan
• Manfaat Minum Air Hangat Dicampur Perasan Lemon saat Bangun Tidur Pagi
• Tips Memulai Gym untuk Pemula
Pelaku pembulian adalah orang-orang yang tidak memiliki empati sama sekali, dia tidak tahu bagaimana rasanya dibully.
Orang yang menjadi pelaku pembulian biasanya adalah orang-orang yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya.
Bisa juga orang-orang yang di rumahnya selalu merasa tertekan, tidak berharga, dan diabaikan.
Selain itu bisa juga karena sering melihat kekerasan yang terjadi dirumahnya, atau kekerasan yang dilihat di YouTube, instagram, dan facebook
"Ada juga pelaku pembulian yang dulunya adalah korban bully, dia ingin orang lain juga mengalami apa yang dialaminya, atau istilahnya balas dendam," ujar Dewi.
Bagi para pelaku pembulian, Dewi berpesan untuk belajar memposisikan diri sebagai orang yang dibully.
TONTON JUGA:
Agar tahu bagaimana rasanya dibully, sehingga dia akan berhenti untuk melakukan pembulian.(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)