Hati-hati Terkena DBD di Musim Kemarau Basah, Kenali Gejala dan Cara Mencegah DBD
di musim kemarau basah, yang wajib diwaspadai adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD)
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - BMKG Lampung menyatakan hingga bulan Agustus 2020, Lampung memasuki musim kemarau basah.
dr Aldo Aprizo dari Jaya Agung Medical Center Lampung Timur mengatakan, di musim kemarau basah, yang wajib diwaspadai adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD)
Penyakit DBD disebabkan gigitan nyamuk aedes aegepty yang membawa virus dengue.
Ciri-ciri nyamuk aedes aegepty adalah taringnya tajam, warna kulit hitam putih, ukuran lebih besar dibanding nyamuk biasa, dan terbangnya tinggi
Orang yang terkena gigitan ini awalnya akan mengalami demam dengue selama 2 hari.
TONTON JUGA:
Di hari ketiga dan keempat demam akan turun.
Kebanyakan orang mengira, demam turun karena demamnya sudah sembuh, namun justru inilah mulai memasuki fase demam berdarah.
Gejala demam berdarah, muncul bintik merah, kepala nyeri, dan badan pegal-pegal.
• Basmi DBD, Pemkot Bandar Lampung Datangkan Larvarsida Senilai Rp 334 Juta
• Waspada Penyakit Malaria, Kenali Gejala, Cara Obati dan Mencegah Malaria
• Tips Memulai Gym untuk Pemula
• Tips Bersepeda yang Benar untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh
Kemudian, terjadi perdarahan, seperti gusi berdarah, mimisan, dan sebagainya.
Akibat perdarahan tersebut, trombosit akan turun, dan trombosit yang turun akan semakin diperparah jika wanita mengalami menstruasi.
"Perdarahan yang mengakibatkan trombosit turun inilah yang berbahaya, karena bisa menyebabkan pasien meninggal dunia," urai dr Aldo.
Terhadap pasien demam berdarah, dokter akan meminta pasien rawat inap agar pasien bisa istirahat, diberi cairan infus, dan diberi pengobatan simptomatik
Ini adalah pengobatan yang sesuai dengan gejala, misalnya ada gejala demam, maka akan diobati demamnya.
Kalau trombositnya drop, maka dia akan dilakukan transfusi trombosit
"Tapi daripada mengobati lebih baik mencegah, caranya dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, membersihkan genangan air, tutup tempat penampungan air, dan jangan menggantung baju dibalik pintu," tutup dr Aldo. (Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)