Sholat Jumat Pertama di #HagiaSophia Jadi Trending Topic, Presiden Erdogan Undang Paus Fransikus
"Kami mengakhiri kerinduan 86 tahun kami hari ini," kata Sait Colak yang merujuk pada hampir 90 tahun sejak Hagia Sophia dinyatakan sebagai museum dan
Lukisan dan ornamen Kristiani akan ditutup tirai dengan menggunakan mekanisme khusus selama waktu shalat, tetapi tetap akan dipajang.
Bangunan ini didirikan pada abad keenam sebagai katedral namun dijadikan masjid pada 1453 ketika Ottoman, biasa disebut juga dengan Kekhalifahan Utsmaniyah di bawah Mehmed II atau Sultan Muhammad Al Fatih, menaklukkan Konstantinopel yang kemudian berganti nama menjadi Istanbul.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengundang Paus Fransikus untuk menghadiri pembukaan masjid, lapor kantor berita Anadolu.
Namun sejauh ini belum ada laporan bagaimana tanggapan Paus.
Tanggal 12 Juli lalu, Paus mengatakan "sangat sedih" atas keputusan Turki menjadikan Hagia Sophia kembali menjadi masjid.
Paus sendiri mengunjungi Hagia Sophia dalam kunjungan ke Turki pada 2014.
Shalat Jumat pertama akan dipimpin oleh Ali Erba, Ketua Direktur Keagamaan, lapor harian Turki Hürriyet.
Hürriyet melaporkan, mosaik dan lukisan Kristiani akan ditutup tirai selama shalat Jumat dan waktu shalat lain.
"Mekanisme tirai yang digunakan mirip dengan yang dipakai dalam industri film," kata harian itu.
"Tidak ada satu pun paku yang akan digores di struktur beton itu," tambah Hürriyet.
Karpet yang akan dipakai untuk shalat Jumat diproduksi di Provinsi Manisa, salah satu pabrik karpet pertama di Turki, kata surat kabar itu.
"Terbuat dari bulu domba 100 persen, karpet hijau yang dipasang dengan motif Ottoman abad ke-17.
Bagi kelompok Islamis Turki, Hagia Sophia kembali dijadikan masjid menandai mimpi lama mewujudkan kembali simbol kejayaan Ottoman.
Namun bagi pihak lain, perubahan ini dianggap kemunduran untuk salah satu bangunan dengan arsitek terindah di dunia.
Dalam pidato mingguan tanggal 12 Juli lalu, Paus Fransiskus mengatakan ia "sangat sedih".
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/afp-via-bbc-indonesia-erdogan.jpg)