Cinta Segi Tiga Editor Metro TV Yodi Prabowo, Suci Fitri, dan L , 'Kamu Pilih Siapa, Aku atau Dia?'
Terkuak kisah lain terntang cinta segitiga antara Yodi Prabowo dengan pacarnya, Suci Fitri, dan perempuan lain berinisial L.
Kemudian pada pisau yang ditemukan, dilakukan tes sidik jari. Tak ada sidik jari lain kecuali sidik jari Yodi.
Lalu rambut itu positif rambut Yodi juga.
Fakta lain adalah luka akibat senjata tajam di leher dengan kedalaman hanya sekitar 1,5 cm.
Luka tusuk, jika dilakukan dari depan oleh orang lain, akan memiliki kedalaman yang jauh lebih besar.
Pada Yodi, Luka yang mematikan adalah di leher dan satu di dada yang mengenai paru-paru.
Barang bukti pisau di lokasi saat ditemukan berada dalam genggaman Yodi. Sempat muncul dugaan macam-macam.
Namun, setelah memastikan sidik jari di pisau hanya milik Yodi, polisi lalu membuka kemungkinan lain, yakni bunuh diri tadi.
Maka, penyelidikan diperlebar, termasuk ke Ace Hardware di Rempoa, Tangerang Selatan.
Ditemukan fakta Yodi membeli pisau pada Selasa (7/7) siang hari sekitar pukul 14.00 WIB.
Polisi menemukan bukti rekaman CCTV saat Yodi membeli pisau. Baju yang dikenakan sama persis dengan baju yang dipakai saat ditemukan.
Fakta lain yang akhirnya semakin memperkuat dugaan Yodi bunuh diri adalah penyelidikan polisi terkait aktivitas Yodi sebelum ajal.
Transaksi keuangannya diperiksa.
Dari situ diketahui, beberapa hari sebelumnya, Yodi melakukan transaksi keuangan di RSCM.
Di sana, Yodi membayar biaya tes dan konsultasi di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM. Ia disarankan dokter untuk menjalani tes HIV.
Di sinilah kemudian peran ahli psikolog forensik. Serangkaian fakta yang ada dianalisa kemudian disimpulkan bahwa Yodi mengalami depresi terkait dengan penyakit yang dideritanya.
Depresi itu yang menimbulkan dorongan untuk mengakhiri hidupnya.
Selesai? Belum. Polisi masih terus melanjutkan penyelidikan. Kali ini, urine Yodi diperiksa.
Hasilnya, Yodi positif menggunakan amphetamine atau dalam isitilah umum ekstasi.
Depresi yang melanda diduga mendorong Yodi untuk melarikan diri ke narkoba.
Dan, pengaruh narkoba itulah yang justru semakin mendorongnya untuk mengakhir hidup.
"Apa yang ada di pikiran pengguna narkoba tidak bisa dicerna dengan nalar orang normal. Itu ada dorongan negatif, ada halusinasi," kata Kombes Tubagus.( *)