Banjir di Bandar Lampung
BMKG Lampung Imbau Warga Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang, Rudy: Ini Kemarau Basah
BMKG Lampung mengimbau masyarakat agar terus waspada terhadap potensi terjadinya hujan lebat disertai angin kencang.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung mengimbau masyarakat agar terus waspada terhadap potensi terjadinya hujan lebat disertai angin kencang meskipun saat ini masih masuk musim kemarau.
"Kondisi musim kemarau di tahun 2020 ini merupakan kemarau basah. Walaupun kemarau tetapi masih ada curah hujan yang turun dengan intensitas rendah hingga sedang," ungkap Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto saat dikonfirmasi Tribunlampung.co.id, Rabu (5/8/2020).
Rudy mengatakan, bicara luas wilayah Lampung, tidak semua wilayah mengalami hujan lebat pada Selasa (4/8/2020) malam.
"Untuk masyarakat dengan adanya perubahan cuaca dan kondisi iklim seperti ini harus waspada terhadap lingkungannya masing-masing," imbaunya.
TONTON JUGA:
Bisa jadi hujan yang terjadi memicu terjadinya banjir atau air meluap.
Diakuinya potensi hujan diprakirakan masih akan terjadi sampai dua hari ke depan.
"Turunnya di siang hingga malam hari dengan intensitas rendah hingga sedang," jelas Rudy.
• BREAKING NEWS Diguyur Hujan, Jalan Yos Sudarso Sempat Lumpuh Akibat Terendam Banjir
• BREAKING NEWS Jalinbar Ruas Semaka Tanggamus Lumpuh Total Tertutup Banjir dan Lumpur
• Alasan Polisi Periksa Kejiwaan Tersangka Pembakaran Bendera Merah Putih di Lampura
• Penyalahguna Narkotika Jenis Sabu Ditangkap Jajaran Satnarkoba Polres Lampung Utara
Dia mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan dan waspada dengan adanya peningkatan kecepatan angin.
"Karena berpotensi terjadinya pohon tumbang dan lainnya yang tidak diinginkan ketika terjadi peningkatan kecepatan angin," papar dia.
Musim kemarau basah ini sendiri diperkirakan puncaknya akan terjadi pada Agustus atau September mendatang.
"September bisa sebulan itu (terjadi puncak kematiannya)," bebernya.
170 Rumah Terendam Air
Tak hanya menggenangi Jalan Yos Sudarso, Bandar Lampung, 170 rumah warga Garuntang juga turut terendam air hingga satu meter.
Kota Bandar Lampung diguyur hujan deras sejak Rabu, 5 Agustus 2020, dini hari. Akibatnya, sejumlah wilayah terendam air, hingga salah satu jalur utama yang menghubungkan Kecamatan Panjang dengan Telukbetung sempat terputus.
Ketua RT 01 Kelurahan Garuntang Yasir mengatakan, akibat banjir yang terjadi, setidaknya 170 rumah terendam air.
"Ada 170 rumah terendam air, karena ada dua RT, RT satu dan RT dua," kata Yasir, Rabu 5 Agustus 2020.
Lanjutnya, air yang menggenangi rumah mencapai pinggang orang dewasa.
"Ya sekitar satu meter hingga satu setengah meter," ucap Yasir.
Meski demikian, Yasir mengaku akibat banjir ini tidak mengakibatkan kerusakan yang fatal.
"Ini banjir tahunan, kalau barang tidak rusak semua, tapi sebagian karena masih bisa diselamatkan," tandasnya.
Banjir Rendam Bumi Waras
Hujan deras yang mengguyur kota Bandar Lampung sejak Rabu dini hari, 5 Agustus 2020, membuat sejumlah wilayah terendam banjir.
Salah satunya di wilayah Jalan Yos Sudarso Kampung Karawang Kelurahan Garuntang Kecamatan Bumi Waras.
Alhasil salah satu jalur utama yang menghubungkan Panjang dengan Teluk Betung sempat terputus.
Pantauan Tribun Lampung saat ini tim BPBD Bandar Lampung tengah melakukan penyedotan air.
Hal ini dilakukan agar jalan Yos Sudarso dapat dilalui kendaraan umum.
Salah satu warga Siyun mengatakan, air yang menggenangi jalan sejak subuh dini hari.
"Cuman sebetis, tapi nutup jalan," kata Siyun.
Siyun pun mengaku meski jalanan tergenang air kendaraan tetap dapat melintas.
"Kendaraan pelan, tapi tetap masuk ke rumah, karena ngombak," tandasnya.
Jalinbar Ruas Semaka Tanggamus Lumpuh Total Tertutup Banjir dan Lumpur
Jalan lintas barat (jalinbar) ruas Kecamatan Semaka, Tanggamus, tidak bisa dilewati karena tertutup banjir dan lumpur material banjir, Selasa (4/8/2020) malam.
Kapolsek Semaka Inspektur Satu Heri Yulianto mengatakan, saat ini, pihaknya masih menghimpun informasi jumlah titik lokasi banjir dan longsor serta dampak lain yang timbul.
"Ada banjir, sementara ini yang longsor di sekitar Polsek Semaka, akses jalan lintas tertutup total tidak bisa dilewati kendaraan," kata Heri, mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Oni Prasetya, Selasa malam.
Heri mengungkapkan, arus lalu lintas juga terhenti karena ada juga banjir yang genangi Jalinbar ruas Pekon Sedayu.
Singkirkan Material
Berita lainnya, penyingkiran material longsoran yang tutupi Jalinbar ruas Pekon Batu Keramat, Kota Agung Timur, Tanggamus, dilakukan bersama-sama petugas dan warga, Senin (4/5/2020) malam.
Jalan lintas barat (jalinbar) ruas Pekon Batu Keramat, Kecamatan Kota Agung Timur, Tanggamus, tertutup longsoran tebing, Senin (4/5/2020).
Material yang longsor terdiri tanah longsor, batuan dan pepohonan, semua jatuh ke bawah dari ketinggian sekitar empat meter.
Untuk menyingkir material longsoran memang cukup berat karena material berupa tanah dan pepohonan yang tumbang, maka dilakukan dulu pemotongan pohon-pohon yang tumbang dengan gergaji mesin agar kayu-kayunya bisa diangkut dengan dum truk.
Para warga dan petugas gabungan terdiri kepolisian, BPBD, Dishub Tanggamus dan Dinas Lingkungan Hidup bersama-sama angkat dan masukan potongan pohon ke dalam truk.
Selanjutnya masih menunggu kedatangan alat berat untuk mengankut material tanah dan bebatuan.
Kasatlantas Polres Tanggamus Inspektur Satu Rudi S mengimbau pengguna jalan berhati-hati karena jalanan licin akibat material tanah yang jadi lumpur.
"Pengguna jalan agar tetap berhati-hati melintasi jalan tersebut sebab jalanan masih licin sisa material longsor," ujar Rudi, Senin (4/5/2020) malam.
Ia mengaku masih menerapkan rekayasa lalu lintas karena seluruh material belum bisa disingkirkan dari badan jalan.
Untuk saat ini baru satu jalur di badan jalan yang bisa digunakan untuk kendaraan.
"Masih dilaksanakan rekayasa lalu lintas dengan buka tutup guna memastikan arus lalu lintas tetap berjalan normal, dan sesegera mungkin dibuka," ujar Rudi.
Longsor di Jalinbar Tanggamus
Jalan lintas barat (jalinbar) ruas Pekon Batu Keramat, Kecamatan Kota Agung Timur, Tanggamus, tertutup longsoran tebing, Senin (4/5/2020).
Material yang longsor terdiri tanah longsor, batuan dan pepohonan, semua jatuh ke bawah dari ketinggian sekitar empat meter.
Longsoran menutup separuh badan jalan sehingga lalu lintas sementara menggunakan pola buka tutup yang diatur oleh personel Polres dan Dishub Tanggamus.
Menurut Mardi, warga setempat longsor sekitar pukul 20.30 WIB, dan terjadi tanpa sebab.
Namun, dugaannya setelah hujan deras yang turun sejak siang sampai sore hari.
"Pertamanya tidak ada apa-apa, tahu-tahu sudah longsor menutup separuh jalan," ujar Mardi, Senin (4/5/2020).
Untuk saat ini, penanganan longsor sedang ditangani tim BPBD Tanggamus dan warga secara bergotong-royong agar jalan bisa dibuka penuh.
Menurut Mansyur, Kabid Kedaruratan BPBD Tanggamus, sekarang sedang diupayakan memdatangkan eksavator dan truk untuk mengangkut material longsoran.
"Kami masih usaha untuk datangkan alat berat dan mengangkut material longsor, harapannya bisa diselesaikan secepatnya," ujar Mansyur.
Tanggamus 'Dikepung' Bencana, Banjir, Longsor dan Gempa Bumi Terjadi Pada Minggu, 3 Mei 2020
Kabupaten Tanggamus seolah 'dikepung' bencana, pada Minggu (3/5/2020), lantaran terjadi 3 kejadian sekaligus, yakni Banjir, tanah longsor dan gempa bumi.
Enam pekon di Kecamatan Semaka dan satu pekon di Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, terendam Banjir.
Kabid Kedaruratan BPBD Tanggamus Mansyur mengatakan, Banjir tersebut akibat luapan air sungai Way Semaka setelah hujan deras di sebagian besar daerah di wilayah barat Tanggamus.
"Kebetulan pada hilir sungai Way Semaka yang berbatasan dengan laut Teluk Semaka kondisinya sedang rob, akhirnya air sungai tidak bisa mengalir ke laut, terjadilah Banjir," ungkap Mansyur, Minggu (3/5/2020).
Untuk pekon-pekon yang terkena Banjir, kata Mansyur, yaitu Pekon Kanoman, Garut, Sidodadi, Karang Rejo, Tugu Rejo, Kacapura di Kecamatan Semaka.
Lalu di Kecamatan Wonosobo hanya Pekon Karang Anyar.
Mansyur menjelaskan, pekon-pekon lokasi Banjir memang berada di tepi sungai Way Semaka atau di tepi aliran anak sungai cabang dari Way Semaka.

Maka saat volume air meningkat memBanjiri daratan.
"Sebab ketinggian air sungai sama dengan permukaan tanah, maka air yang berasal dari sungai kecil, drainase dan parit yang berujung ke Sungai Way Semaka, tidak bisa masuk ke sungai," terang Mansyur.
Mansyur menuturkan, BPBD Tanggamus sudah menerjunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memantau kondisi.
Namun, lanjut Mansyur, karena dinilai masih aman dan masyarakat tidak membutuhkan evakuasi, maka itu tidak dilakukan.
"Jika masyarakat menghendaki untuk mengungsi, kami siapkan evakuasi, tapi hasil pantauan tidak, maka kami putuskan untuk terus memantau," ujar Mansyur.
Ia juga minta masyarakat segera melapor jika kondisinya makin berbahaya.
Sebab hingga Minggu sore air masih ada yang menggenangi pemukiman.
Kondisi curah hujan pun saat ini masih tinggi.
Sehingga, dikhawatirkan air sungai kembali meluap dan Banjir muncul lagi atau makin tinggi.
"Untuk dampak Banjir, seperti korban jiwa atau kerusakan di rumah penduduk tidak ada."
"Kami minta masyarakat tetap waspada," kata Mansyur.
Sebab lokasi ini merupakan titik akhir dari sungai Way Semaka yang menampung air dari sebagian sungai di Kec. Semaka, Wonosobo dan Bandar Negeri Semong.
Menurut Kapolsek Semaka Inspektur Satu Heri Yulianto, pihaknya juga terus memantau kondisi Banjir.
Pemantauan dipusatkan di aliran sungai dan tanggul-tanggul.
"Dari hasil pemantauan yg dilakukan pada aliran-aliran sungai, tanggul dan resapan air, ada peningkatan volume air, dan sampai menggenani pemukiman," kata Heri.
Ia mengaku lokasi yang tergenang di pemukiman warga antara lain Pekon Sri Purnomo, Pekon Sudimoro, Pekon Kanoman.
"Untuk kondisinya masih aman dan kondusif," katanya.
Kota Bandar Lampung diguyur hujan deras sejak Rabu, 5 Agustus 2020, dini hari. Akibatnya, sejumlah wilayah terendam banjir hingga salah satu jalur utama yang menghubungkan Kecamatan Panjang dengan Telukbetung sempat terputus. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa/Tri Yulianto)