Berita Nasional

Buntut Ledakan Besar di Beirut, Aksi Protes Terjadi, Massa Tuntut Pemerintah Mundur

Aksi protes terjadi pascaledakan besar di Beirut, Lebanon yang terjadi pada Selasa (4/8/2020).

AFP/Mouafac Harb via Tribunnews.com
Foto kombinasi yang menunjukkan terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ratusan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. Buntut Ledakan Besar di Beirut, Aksi Protes Terjadi, Massa Tuntut Pemerintah Mundur. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Aksi protes terjadi pascaledakan besar di Beirut, Lebanon yang terjadi pada Selasa (4/8/2020).

Aksi protes tersebut menuntut pemerintah untuk mundur.

Tak tanggung-tanggung, masa melakukan aksi protes selama 2 hari pascaledakan dan kemungkinan akan berlanjut.

Ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon berujung pada aksi protes anti-pemerintahan di gedung parlemen, Kamis (6/8/2020) malam.

TONTON JUGA:

Aksi unjuk rasa tersebut terjadi dua hari setelah bencana tersebut terjadi pada Selasa (4/8/2020).

Terlihat puluhan orang melakukan pelemparan batu ke pihak aparat.

Sedangkan polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan massa sebagaimana dilansir dari CBS News, Jumat (7/8/2020).

Misteri Amonium Nitrat Diduga Penyebab Ledakan di Libanon

Wanita Hamil Dibunuh Tamu yang Datang Malam-malam, Suami Juga Meninggal Dunia

Dendam pada Tetangga yang Kerap Memarahi, Pemuda Perkosa dan Bunuh Anaknya

Dikira Main Layang-layang, Bocah Bercelana SD Meninggal Jatuh dari Truk

Rupanya, banyak orang Lebanon menyalahkan para pejabat Lebanon atas ledakan di Beirut tersebut.

Mereka memprotes para pejabat karena dituduh salah mengurusi negara.

tribunnews
Presiden Perancis, Emmanuel Macron mendengarkan seorang penduduk saat dia mengunjungi jalan yang hancur di Beirut, Lebanon, Kamis 6 Agustus 2020. Presiden Perancis Emmanuel Macron telah tiba di Beirut untuk menawarkan dukungan Perancis kepada Lebanon setelah ledakan pelabuhan yang mematikan itu. (AP Photo/Thibault Camus, Pool)

Selain itu, massa juga menuduh mereka korup sehingga menggiring Lebanon ke ambang kehancuran perekonomian.

Pada Kamis pagi, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengunjungi Lebanon dan menjanjikan bantuan.

Namun, dia memperingatkan bahwa dia tidak akan memberikan "cek kosong” terhadap apa yang disebutnya sebagai sistem yang tidak lagi dipercaya rakyat.

Macron bahkan meminta rakyat Lebanon untuk menciptakan “tatanan politik baru”.

Tatanan politik baru

Saat Macron berjalan melewati salah satu kawasan yang paling parah terkena dampak ledakan, Gemmayzeh, kerumunan massa berkumpul di sekitarnya.

Mereka meneriakkan kemarahan mereka dan meneriakkan "Revolusi!" dan "Rakyat ingin menjatuhkan rezim!".

Pemimpin Prancis itu mengatakan kepada mereka bahwa dia akan mengusulkan "pakta politik baru" ketika dia bertemu dengan pemerintah Lebanon.

“Saya akan kembali pada 1 September dan jika mereka tidak dapat melakukannya, saya akan bertanggung jawab atas Anda," sambung Macron.

Dia juga berjanji bahwa bantuan Perancis akan diberikan dengan transparansi dan "tidak akan jatuh ke tangan koruptor".

Salah seorang wanita berteriak kepada Macron bahwa Macron sendiri duduk bersama pemerintah Lebanon.

Namun Macron buru-buru membantah tuduhan tersebut dengan menyatakan bahwa kehadirannya dimaksudkan untuk membantu rakyat Lebanon, bukan pemerintah Lebanon.

Sementara itu, tidak ada politikus Lebanon yang dilaporkan mengunjungi daerah pemukiman yang rusak akibat ledakan sebelum Macron meski Presiden Lebanon Michel Aoun dan yang lainnya mengunjungi pelabuhan tersebut.

Beberapa jam setelah Macron meninggalkan Gemmayzeh, Menteri Kehakiman Lebanon Marie-Claude Najm mencoba berkunjung.

Namun Marie-Claude langsung diusir dari Gemmayzeh oleh orang-orang.

Setelah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Lebanon, Macron mengumumkan bahwa Perancis akan menyelenggarakan konferensi dengan negara-negara lain beberapa hari mendatang.

Negara-negara tersebut seperti Amerika Serikat (AS), negara di Eropa, beberapa negara di Timur Tengah, dan negara pendonor bantuan lain.

Mereka akan membahas mengenai berbagai macam bantuan yang akan disalurkan kepada Lebanon.

Macron menegaskan bahwa bantuan tersebut harus dikelola dengan “jelas dan transparan” oleh pemerintah Lebanon agar disalurkan kepada rakyat Lebanon.

Berjuang untuk bertahan hidup

Ledakan dahsyat hari Selasa terjadi saat rakyat Lebanon bertubi-tubi dihantam oleh angka kemiskinan dan pengangguran yang meroket akibat krisis ekonomi.

Hanya sedikit sekali orang yang memiliki kemampuan untuk membangun kembali rumah dan bisnis mereka.

Rumah sakit di Beirut tetap kewalahan menampung jumlah korban luka-luka terluka dan ada kekhawatiran lonjakan kasus virus corona.

Pada Jumat, AS menjanjikan bantuan bencana senilai lebih dari 17 juta dollar AS (Rp 250 miliar).

Negara-negara di Eropa dan Asia juga mengirimkan dokter, peralatan medis, atau rumah sakit lapangan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis mengatakan bahwa telah mengeluarkan 9 juta dollar AS (Rp 132 miliar) dari dana daruratnya untuk Lebanon.

Selama lebih dari 10 tahun, para pejabat, kelompok pengawas, dan media Lebanon telah melaporkan korupsi yang meluas di Pelabuhan Beirut, termasuk penyuapan dan penyembunyian barang dagangan dari bea masuk atau pajak. (TribunNewsmaker/ *)

Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul "Protes Pecah Setelah Ledakan Mengguncang Ibu Kota Lebanon, Tuntut Pemerintah Mundur".

Artikel ini sebagian telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dampak Ledakan Besar di Beirut Lebanon, Protes Massa Pecah Tuntut Pemerintah Mundur

Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Dampak Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon, Protes Massa Pecah Tuntut Pemerintah Mundur

Aksi protes terjadi pascaledakan besar di Beirut, Lebanon yang terjadi pada Selasa (4/8/2020). Aksi protes tersebut menuntut pemerintah untuk mundur. Tak tanggung-tanggung, masa melakukan aksi protes selama 2 hari pascaledakan dan kemungkinan akan berlanjut.

Sumber: TribunNewsmaker
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved