Berita Nasional

Jadi Pejuang setelah Lihat Bapaknya Ditembak Mati, Ngatimin Kini Jual Mainan

Kisah pejuang kemerdekaan jadi mata-mata tentara Indonesia karena sakit hati ayahnya ditembak mati tentara Belanda.

TribunSolo / Adi Surya
Mata-mata tentara Indonesia, Ngatimin Citro Wiyono (87) saat bercerita tentang kisahnya di kediamannya, Kaplingan RT. 

"Saya tidak ada yang nyuruh, saya tutupi dengan sampah apa saja biar tidak diketahui mata-mata belanda," ujar Ngatimin.

Aksi Ngatimin muda membuat komandan pasukan tentara Indonesia terkejut dan bertanya-tanya.

"Komandan berkata, ini tertutup semua siapa yang menutupi, ini luar biasa. Kalau tidak ditutupi ketahuan antek belanda. Berbahaya," tutur Ngatimin.

"Lama-lama saya ketahuan , saya ditanya, kamu gak takut mati? Setiap hari lari sana lari sini di tengah baku tembak," tambahnya.

Tekad Ngatimin untuk terjun berlaga sudah sekuat baja, tak ada kata mundur lagi terucap di bibirnya.

"Saya berkata, ndak, pak, saya ndak takut mati saya akan membela bangsa dan negara saya berani karena ayahku ditembak Belanda aku marah luar biasa belum tetangga ayah jadi mayat semua," ucap dia.

"Kalau saya mati di peperangan, saya ikhlas, saya ikhlas, saya korbankan nyawa saya," tegasnya.

Ngatimin muda lantas diberikan peran olah komandan untuk menjadi mata-mata bagi tentara Indonesia.

Ia bahkan sampai harus memerankan sosok yang ditugaskan sang komandan waktu itu.

"Komandan berkata ke saya, kamu saya kasih tugas pengawas musuh karena kamu masih di bawah umur tidak dicurigai musuh dan antek Belanda," kata Ngatimin.

"Kemudian, kamu harus pura-pura jadi anak tidak normal saat ketemu dengan tentara Belanda," imbuhnya.

Peran itupun dijalankan Ngatimin muda dengan baik, tentara Belanda tidak menyangka bila dirinya adalah seorang mata-mata.

"Ada Belanda lewat saya layaknya anak tidak normal ngiler-ngiler gitu. Akhirnya, saya dibiarkan saja," tutur dia.

Ngatimin muda pun harus terus memberikan informasi kepada komandannya soal keberadaan tentara Belanda.

Itu guna mendukung strategi yang disiapkan sang komandan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved