Berita Nasional
Viral Siswi SD Keliling Jual Gorengan demi Bisa Beli HP untuk Belajar Online
Viral bocah siswi SD penjual gorengan jajakan dagangan demi bisa beli HP untuk belajar online.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Viral bocah siswi SD penjual gorengan jajakan dagangan demi bisa beli HP untuk belajar online.
Demi bisa membeli ponsel agar bisa mengikuti pembelajaran daring, seorang siswa sekolah dasar di Kabupaten Bandowoso Jawa Timur keliling berjualan gorengan.
Foto beserta kisah anak tersebut diunggah di Facebook oleh akun Jazuli Ahmad, Rabu (19/8) lalu.
Postingan Jazuli viral di Facebook akun grup Info Warga Bondowoso. Selain itu juga menuai berbagai komentar dari kalangan netizen.
Dari informasi yang didapat, anak tersebut bernama Detya Tasya Laura Aiska (9).
Syasa sapaan akrabnya, merupakan siswi kelas 2 SDN Taman 1, Bondowoso.
Kakek Syasa, Karyono mengatakan saat ini sang cucu tinggal bersama dirinya di Desa Taman RT 07 RW 1, Kecamatan Grujugan, Bondowoso.
• Belum Rapid Test Jelang Melahirkan, Ibu di Mataram Kehilangan Bayi setelah Ditolak RS
• 5 Orang Sekeluarga di Sukoharjo Tewas Dibantai, Baru Ditemukan Warga setelah 3 Hari
• Peristiwa Tahun Lalu Baru Terungkap, Polisi yang Peras Turis Jepang 5 Bulan Lagi Pensiun
Ia mengasuh Syasa semenjak orangtua Syasa bercerai.
"Ia tinggal bersama saya dan neneknya, Restina. Kedua orang tuanya bercerai sejak usia 2 tahun lalu. Ayahnya warga Situbondo dan ibunya bekerja di Bali," katanya, Jumat (21/8/2020).
TONTON JUGA
Sepengetahuannya, Syasa berjualan gorengan baru beberapa minggu terakhir.
Namun, neneknya tak tahu Syasa berjualan gorengan agar bisa membeli ponsel untuk mengikuti pembelajaran daring.
"Syasa terkadang harus meminjam ponsel Android kepada temannya agar bisa mengikuti kegiatan belajar online. Kadang pula ia tak bisa mengikuti belajar online," ujarnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Bondowoso, A Mansur MH mengaku prihatin atas kondisi yang dialami salah seorang warga di Dapilnya (Dapil IV). Ia lantas mendatangi rumah Syasa.
Menurutnya, pasti banyak siswa di Bondowoso tengah kesulitan menghadapi pembelajaran daring karena tak memiliki ponsel maupun akses internet.
"Saya turut prihatin. Ini sekaligus menjadi gambaran bagaimana kondisi siswa di bawah," terangnya.