Tribun Bandar Lampung

Penjelasan BMKG Lampung Soal Angin Kencang yang Melanda Bandar Lampung Akhir-akhir Ini

Akhir-akhir ini fenomena angin kencang terjadi di Lampung, khususnya di Kota Bandar Lampung.

Penulis: Muhammad Hardiansyah Kusuma | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo
Ilustrasi - Angin kencang merobohkan rumah milik Zubaidah (43), warga Desa Siri Jaha, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, Rabu (5/8/2020) pagi. Penjelasan BMKG Lampung Soal Angin Kencang yang Melanda Bandar Lampung Akhir-akhir Ini. 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id M Hardiansyah Kusuma

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Akhir-akhir ini fenomena angin kencang terjadi di Lampung, khususnya di Kota Bandar Lampung.

Kasi data dan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung Rudy Haryanto mengungkapkan, secara prakiraan musim, menjelang akhir Oktober wilayah Indonesia secara umum, akan memasuki musim penghujan.

Melihat kondisi yang saat ini, kata Rudy, embusan angin cenderung dipengaruhi oleh dengan adanya awan-awan yang berpotensi hujan yang memasuki wilayah Lampung, seperti awan cumulonimbus.

Karena, menurut Rudy, angin tersebut bergerak dari tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan tinggi.

"Yaitu tempat yang dingin ke yang panas seperti itu," ungkap Rudy Haryanto, Minggu (13/9/2020).

Angin Kencang di Perairan Lampung Selatan karena Ada Tekanan Rendah di Wilayah Pesisir Barat

2 Pelaku Pembegalan di Lampung Tengah Ditangkap Polisi Tak Lebih dari 24 Jam

Lebih lanjut, Rudy menjelaskan, ketika pergerakan awan dari laut sekitaran wilayah Lampung memasuki wilayah daratan Lampung, khususnya wilayah Bandar Lampung, maka akan membawa angin kencang.

"Itulah yang membawa ikutan dari awan itu yaitu adanya angin yang lebih kencang dari biasanya."

"Itupun sebenarnya anginnya tidak dominan kencang terus, biasanya ditandai ketika kita melihat adanya awan-awan yang dapat dibilang berawan seperti itu, ketika mendung anginnya sedikit lebih kencang faktor lokal itu," jelas Rudy Haryanto.

Terkait faktor seperti angin muson, Rudy mengatakan, hal tersebut tidak begitu signifikan, karena dipengaruhi oleh adanya sirkulasi higklonik di Kalimantan Utara dan Samudera Pasifik Utara, Papua.

Itulah yang dapat meningkatkan atau membawa massa udara berpotensi hujan yang memasuki wilayah Lampung.

"Ikutan dari itu biasanya disertai dengan angin kencang," tambah Rudy Haryanto.

Untuk kondisi saat ini ia mengatakan jika dilihat dari dinamika potensi hujan, memang sudah mulai masuk, walaupun intensitas belum tinggi.

"Jika kita lihat dari peta perkiraan BMKG, sampai akhir bulan September masih ada potensi angin kencang, karena masih ada potensi turun hujan di wilayah Bandar Lampung," jelas Rudy Haryanto.

Lanjutnya, kondisi seperti saat ini kebetulan pada tahun ini mengalami kemarau basah, sehingga potensi hujan memang masih ada di wilayah Indonesia termasuk di wilayah Provinsi Lampung.

"Saat ini kan kemarau, kecenderungannya panas ketika ada awan-awan berpotensi hujan masuk ke wilayah daratan itulah yang menyebabkan angin yang lumayan kencang dari pada biasanya," jelas Rudy Haryanto.

Sementara untuk potensi angin di setiap harinya, Rudy mengatakan, terjadi di jam-jam tertentu, tergantung jika suhu permukaan bumi dalam keadaan panas, kemudian ada awan yang berpotensi hujan masuk wilayah daratan, maka hal tersebut yang membuat kondisi angin yang lebih kencang dari biasanya.

Akan tetapi, jika hujan terjadi di pagi hari anginnya cenderung biasa saja, karena hujan ditimbulkan oleh awan-awan yang sudah jenuh dan turun di wilayah tersebut.

"Cenderung anginnya ini terjadi tengah hari hingga sore saja," kata Rudy Haryanto.

Sementara itu, Rudy juga menjelaskan, jika pada Agustus 2020 hingga September 2020 diperkirakan sebagai puncak dari musim kemarau.

Akan tetapi, memang karakteristiknya tahun 2020 dilihat dari jumlah hujannya saja, memang lebih sedikit dari bulan-bulan sebelumnya.

"Kita perkirakan di bulan September ini akhir puncak kemarau, kita perkirakan di pertengahan Oktober ada sebagian wilayah di Provinsi Lampung yang sudah memasuki musim penghujan, tapi secara keseluruhan atau merata pada pada akhir Oktober baru dimulai musim hujan," pungkas Rudy Haryanto.

Terpisah, Sekretaris BPBD Kota Bandar Lampung M Rizki mengatakan, di situasi musim kemarau disertai angin kencang saat ini, ia mengimbau agar masyarakat untuk menghemat air.

Karena, untuk saat ini air sudah sedikit sulit.

"Untuk air bersih ini memang ada daerah-daerah yang mengalami kekeringan, segera koordinasi dengan RT setempat, nantinya RT yang akan meminta bantuan ke kami."

"Jadi kalau kekeringan silakan masyarakat mintak bantuan ke BPBD melalui RT," kata M Rizki, Minggu.

Lebih lanjut, M Rizki mengimbau, terkait angin kencang kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah sembarangan.

Kemudian juga, jangan berteduh di bawah pohon atau berenti di bawah pohon yang sekiranya sudah rapuh, yang dikhawatirkan bisa menimpa masyarakat. (Tribunlampung.co.id/M Hardiansyah Kusuma)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved