Tribun Bandar Lampung
Mobilitas Masyarakat Lampung Mulai Meningkat, Indeks Penghasilan Merangkak Naik
Memasuki fase adaptasi kebiasaan baru, mobilisasi masyarakat Lampung mengalami peningkatan.
Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Noval Andriansyah
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Ahmad Robi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Memasuki fase adaptasi kebiasaan baru, mobilisasi masyarakat Lampung mengalami peningkatan.
Perkembangan ini tergambar pada data Google Global Mobility Report yang menyajikan data perubahan tingkat kerumunan (jumlah pengunjung atau durasi waktu yang dihabiskan) di beberapa kategori tempat jika dibandingkan dengan periode sebelum Covid-19.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Lampung, Budiharto Setyawan mengungkapkan, berdasarkan data laporan per 11 September 2020, menunjukkan mobilisasi masyarakat Lampung yang terpantau mulai menuju pola normal.
“Mobilisasi di area pemukiman, area toko bahan makanan dan apotek serta taman cenderung landai,” papar Budiharto Setyawan dalam paparan Lampung Economic Update Diseminasi LPP & KFR Triwulan II 2020, Kamis (17/9/2020).
“Sementara mobilisasi ke tempat ritel dan rekreasi menunjukkan tren peningkatan, perkembangan ini mengindikasikan peningkatan aktivitas konsumsi (permintaan) masyarakat Lampung,” sambung Budiharto Setyawan.
Selain karena adanya pelonggaran pembatasan, Budi menjelaskan, hal tersebut sejalan dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan perbaikan indeks penghasilan saat ini.
“Meskipun masih terbatas, perbaikan indeks penghasilan ini antara lain ditopang oleh penyaluran bantuan sosial, panen komoditas pertanian dan perkebunan, serta mulai dibukanya sejumlah kegiatan usaha pada fase adaptasi kebiasaan baru,” terang Budiharto Setyawan.
“Indikasi meningkatnya permintaan ini diharapkan dapat mendorong pemulihan dunia usaha dan pemulihan ekonomi Lampung,” lanjut Budiharto Setyawan.
Sementara itu, hasil Survei Konsumen pada September 2020 mengindikasikan, perbaikan keyakinan konsumen terhadap perekonomian kembali tertahan dan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tercatat sebesar 88,25, lebih rendah dari bulan Agustus 2020 yang sebesar 93,83.
“Kembali menurunnya keyakinan konsumen pada September 2020 terutama didorong oleh Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang melambat dari 135,83 menjadi 116,67, di tengah terus berangsur membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini meski memang masih terbatas,” papar Budiharto Setyawan.
Kembali diterapkannya PSBB di Ibu Kota seiring dengan masih meningkatnya kasus penambahan positif Covid-19 terpantau memberikan dampak pada kembali meningkatnya ketidakpastian perekonomian.
Budi juga menjelaskan, penerapan kebijakan keringanan pembayaran cicilan kredit saat ini yang dirasa justru memberatkan konsumen di periode mendatang, turut memberikan tekanan pada optimis masyarakat ke depan.
Adapun melambatnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terjadi pada hampir seluruh responden, baik berdasarkan pekerjaan, pendidikan, maupun tingkat pengeluarannya.