G30SPKI
Kolonel Abdul Latief Sosok Penting yang Berupaya Mencegah Penculikan Jenderal di Gerakan 30S PKI
Peristiwa G30S PKI merupakan kisah kelam pada malam 30 September sampai 1 Oktober 1965. Peristiwa yang terjadi selama semalam itu menorehkan perjalan
Mengapa Soeharto tak menggagalkannya?
Mengapa Soeharto selaku Panglima Kostrad tidak menggagalkan peristiwa yang berbuntut pada penggulingan Soekarno selaku presiden setelah mendapat laporannya.
"Siapa sebenarnya yang melakukan coup d'etat pada 1 Oktober 1965: G30S ataukah Jenderal Soeharto", ungkap Latief di pengantar bukunya Pledoi Kol. A. Latief: Soeharto terlibat G 30 S.
Hingga kemudian, Latief menjadi tahanan politik karena tuduhan terlibat G30S, sejak tanggal 11 Oktober 1965.
Ia kemudian diadili pada 1978 dan dibebaskan dari tahanan pada 6 Desember 1998 oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden BJ Habibie.
Kolonel Abdul Latief meninggal dunia pada pukul 06.30 WIB pada Rabu (6/4/2005) akibat sakit paru-paru.
Meletusnya peristiwa Gerakan 30 September G30S PKI dan lahirnya Supersemar menjadi momentum naiknya Soeharto ke tampuk pimpinan Republik Indonesia.
G30S PKI meletus pada Kamis malam dan jumat dinihari tanggal 30 September 1965.
Para Jenderal angkatan darat diculik dan dibunuh di Lubang Buaya.
Para Jenderal ini dituding merupakan anggota Dewan Jenderal yang dituduh bakal melakukan kudeta.
Yang kemudian menjadi pertanyaan, di mana posisi Soeharto ketika terjadi aksi penculikan besar-besaran terhadap para jenderal TNI AD?
Tommy Ketumpahan Sup dan Dibawa ke Rumah Sakit
Soeharto terlihat risau.
Hatinya gundah gulana.
Sejumlah prajurit Kostrad tak henti-hentinya mendatangi Soeharto meminta pendapat.