Doa Syekh Ali Jaber untuk Pelaku Penusukan Dirinya di Lampung
Syekh Ali Jaber mengatakan ketika ditusuk, justru dirinya berpikir untuk menyelamatkan AA yang diamuk jemaah.
Yayat menyoroti perubahan yang terjadi pada anaknya, yakni tidak lagi mengenal ibunya sendiri.
"Kami telepon pun biasanya bicaranya lancar, sopan."
"Biasanya 'Assalamualaikum Ibu, apa kabar'," kata Yayat menirukan percakapannya dengan anaknya di telepon.
Yayat menuturkan, setelah ia mendapat kabar Alpin depresi, anaknya tidak lagi mengenali ibunya ketika ditelepon.
"Selalu bicaranya 'Ini siapa?', tidak kenal dengan saya," ujarnya.
Ia merasa kondisi Alpin semakin memburuk, ketika rumah tangga kedua orangtuanya mulai retak.
"Itu dia tambah depresi," sebut Yayat.
Semakin ke sini, Kabar tentang kejiwaan Alpin disebut Yayat semakin memburuk.
"Suka kayak kesurupan," ujar dia.
"Kalau mendengar Adzan atau mengaji selalu bising kupingnya, terganggu," lanjutnya.
Pusing Dengar Orang Mengaji
Sebagai korban, Syekh Ali Jaber merasa pelaku yang menusuknya tidak memiliki gangguan jiwa, bahkan curiga jika pelaku orang terlatih.
Namun di sisi lain, pihak keluarga mengaku bahwa anaknya itu pernah mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lampung.
Dikutip dari TribunLampung.co.id, Senin (14/9/2020), pelaku diketahui merupakan warga Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Ayah pelaku, M Rudi (46) mengatakan, pelaku mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2017 silam.