Berita Nasional
Moeldoko Tanggapi Pernyataan Gatot Nurmantyo, 'Itu Pendapat Subyektif'
Moeldoko sebut pernyataan Gatot Nurmantyo yang mengaitkan pergantiannya sebagai Panglima TNI terkait dengan ajakan Nobar film G30SPKI sangat subjektif
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Moeldoko tanggapi pernyataan Gatot Nurmantyo.
Sebelumnya, mantan panglima TNI itu menyebut pencopotan dirinya terkait dengan ajakan Nobar film G30SPKI.
Atas pernyataan itu, Kepala Staf Presiden Moeldoko buka suara.
Moeldoko sebut pernyataan Gatot Nurmantyo itu sangat subjektif.
"Tentang pencopotannya, itu pendapat subyektif. Karena itu penilaian subyektif ya boleh boleh saja, sejauh itu perasaan," kata Moeldoko dalam wawancara KSP, Kamis, (1/10/2020).
Selain itu menurutnya pergantian Panglima TNI tidak ada kaitannya dengan acara Nobar G30SPKI.
Pergantian Panglima TNI berdasarkan pertimbangan yang komprehensif, bukan karena kasus per kasus saja.
"Pergantian pucuk pimpinan di sebuah organisasi itu melalui berbagai pertimbangan. Bukan hanya pertimbangan kasuistis tetapi pertimbangan yang lebih komprehensif," kata Mantan Panglima TNI itu.
Untuk diketahui Gatot secara resmi digantikan Marsekal Hadi Tjahjanto pada 8 Desember 2017 lalu dalam upacara pelantikan di Istana Negara.
Gatot digantikan Hadi kurang lebih 4 bulan sebelum memasuki masa pensiun pada 1 April 2018.
• Rizky Billar yang Mesra dengan Lesty Kejora Sebut Pacaran Dosa
• Polsek Banjit Tangkap Pencuri di Pura Pucak Gunung Sari
Sebelumnya Mantan Panglima TNI yang juga Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo menduga tentang bangkitnya komunisme di Indonesia.
Gatot menyebut, bangkitnya Partai Komunis Indonesia gaya baru, terendus semenjak tahun 2008.
Saat itu, Gatot mendapatkan berbagai informasi tentang adanya gerakan tersebut.
"Saya mengamati tentang kemungkinan-kemungkinan bangkitnya gerakan Partai Komunis Indonesia gaya baru. Ini diawali sejak 2008," ujar Gatot dikutip Wartakotalive.com dari channel Youtube Hersubeno Arief, Rabu (23/9/2020).
Meski demikian, saat itu Gatot tidak bisa menyampaikan informasi itu secara terang-terangan.
"Setelah saya mendapat informasi-informasi, sehingga saya memaksakan membungkus semua gerakan ini dengan proxy war. Karena belum saatnya saya membuka gerakan mereka. Memang gerakan ini tidak bisa dilihat bentuknya, tetapi dirasakan bisa,"
Gatot menyebut, terjadi penyusupan gerakan komunisme di Indonesia.