Tribun Lampung Utara
Cerita Pembuatan Tari Tibak Lampung Utara Tampil di PKN 2020, Lahir dari Tradisi Memakai Daun Pisang
Seperti apa cerita lahirnya tarian ini dan bagaimana proses pembuatannya? Nani Rahayu menjadi salah satu konseptor Tari Tibak.
Para penari merupakan rekannya satu sanggar.
“Untuk chemistery-nya sudah terbentuk dari sanggar tari. Jadi tidak sulit dalam koreografinya,” ujar Nabilla.
Kesulitannya hanya dalam menentukan jadwal latihan bersama. Sebab, tarian tersebut diluar pelajaran menari di sanggar.
“Kadang ada yang bisa waktunya, yang lain enggak bisa. Jadi harus sepakat tentukan hari latihan. Itu yang sulit,” tuturnya.
Persiapannya sudah dilakukan sejak setahun yang lalu, mulai dari ide, koreografi, serta menentukan lokasi pengambilan syuting oleh Kemendikbud.
Untuk peragaan tari, dilakukan secara bersama-sama demi menghasilkan sebuah kreasi tari yang seirama dengan ide awal.
Baju para penari juga dibuat secara khusus.
Jadi tidak ada halangan.
Untuk proses pengambilan gambar dipilih di Kecamatan Abung Timur.
Hal itu sesuai permintaan dari Kemendikbud yang menginginkan suasananya asri seusai dengan kebudayaan masyarakat Lampung.
“Kalau kemarin itu di sana, kami lihat memang lokasinya pas. Karena masih ada rumah panggung. Kalau ada yang sudah bagus rumahnya, nanti kurang mencerminkan suasana di kampung khususnya masyarakat Lampung,” katanya.
Kalau properti pendukung lainnya tidak ada kesulitan, seperti daun pisang.
Menurutnya tidak sulit mencarinya.
Tari Tibak akan tampil bersama 9 karya perwakilan daerah di Indonesia hasil kurasi pergelaran Pekan Kebudayaan Nasional Tahun 2020.
Sejak Kamis (8/10/2020), tim kreatif Direktorat Kebudayaan pusat telah turun ke Lampura untuk memvideokan langsung tarian tersebut.
Video tersebut nantinya akan diputar serentak di laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada November 2020. (Tribunlampung.co.id/anung bayuardi)