Tribun Bandar Lampung
MKKS se-Lampung Tunggu Juklak Juknis Asesmen Nasional Pengganti UN SMK
MKKS SMK se-Lampung masih menunggu juklak dan juknis terkait Ujian Nasional (UN) yang akan diganti dengan asesmen nasional.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Noval Andriansyah
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Bayu Saputra
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK se-Lampung masih menunggu juklak dan juknis terkait Ujian Nasional (UN) yang akan diganti dengan asesmen nasional.
Ketua MKKS SMK se-Lampung Edy Hardjito mengungkapkan, saat ini asesmen nasional sebagai pengganti UN sedang digodok oleh pemerintah pusat.
"Jadi setelah saya melakukan vicon (video conference) dengan Kemendikbud beberapa waktu lalu, asesmen ini selain menilai siswa maka sekolah juga akan dinilai kualitasnya," kata Edy Hardjito, Selasa (20/10/2020).
Asesmen nasional, kata Edy Hardjito, terdiri dari tiga bagian, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
AKM dirancang untuk mengukur tingkat pencapaian siswa dari segi numerasi dan literasi.
Kemudian aspek kedua ditujukan untuk mengukur pencapaian siswa terhadap pembelajaran sosial emosional.
Sementara aspek lainnya yang dinilai dari kualitas pembelajaran yakni kualitas sekolahnya.
"Jadi nantinya kemungkinan asesmen nasional itu pemerintah pusat yang menilainya, termasuk setiap sekolahnya," jelas Edy Hardjito.
"Sehingga pelaksanaannya bisa berjalan dengan lebih baik lagi," imbuh Edy Hardjito.
Menurut Edy Hardjito, biasanya UN SMK atau ujian kompetensi (ikon) akan dilangsungkan pada Februari setiap tahunnya.
Maka dari itu, lanjut Edy Hardjito, agar asesmen ini diterapkan harusnya kepada pemerintah dan stekholder secepatnya menyusun juklak dan juknisnya.
Sehingga dimasa pandemi ini pihak sekolah bisa menyiapkan diri untuk pelaksanaan asesmen tersebut.
Jadi khususnya SMK itu transfer ilmu tak hanya hard skill tetapi juga soft skill yanh dibutuhkan. Jangan abai dengan soft skill karena akan mencapai etos kerja dan ini menjadi pekerjaan rumah (pr).
Diumpamakan bahwa siswa mahir dibidang otomotif dan kerja di bengkel, tetapi karakter dan jangan abai terhadap etos kerja.