Pilkada Bandar Lampung 2020
Rycko, Kohar dan Eva Komitmen Tak Lakukan Politik Uang di Pilkada Bandar Lampung 2020
Pasangan calon kepala daerah di Pilkada Bandar Lampung 2020 berkomitmen tak main-main dengan dana kampanye.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Noval Andriansyah
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Kiki Adipratama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pasangan calon kepala daerah di Pilkada Bandar Lampung 2020 berkomitmen tak main-main dengan dana kampanye.
Calon wali kota nomor urut 01 Rycko Menoza mengatakan, akan memanfaatkan dana kampanye dengan sebaik-baiknya.
Sebagai kontestan di Pilkada Bandar Lampung 2020, Rycko Menoza berjanji tak akan main politik uang.
"Apa yang sejak awal sudah kita lakukan baik awal pembukaan dana rekening, penggunaan sampai pelaporannya disesuaikan dengan kebutuhan selama masa kampanye," ujar Rycko Menoza, Minggu (1/11/2020).
Maka dari itu, kata Rycko, seluruh dana kampanye akan terlihat jelas digunakan untuk kegiatan kampanye sesuai dengan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK).
Baca juga: LPSDK Eva Dwiana-Deddy Amarullah Terbesar dari 2 Paslon Lain di Pilkada Bandar Lampung 2020
Baca juga: Kabar Duka, Anggota DPRD Bandar Lampung Ahmad Riza Tutup Usia saat Bersepeda di Itera
"Jadi riil mendekati apa yang memang tim keluarkan di lapangan," jelas Rycko Menoza.
Hal senada diungkapkan oleh calon wali kota nomor 02 Yusuf Kohar.
Yusuf Kohar menuturkan, seluruh sumbangan dana kampanye telah dilaporakan.
Yusuf Kohar sepakat untuk tidak melakukan politik uang dengan dana kampanye.
"Politik uang kan dilarang, artinya kita harus ikut aturan itu."
"Sama seperti netralitas ASN ini penting juga, dia (ASN) harus netral," kata Yusuf Kohar.
Yusuf mengaku, dana sumbangan kampanye digunakan untuk keperluan bahan kampanye, seperti, atribut, kaos, APK, baliho dan bahan kampanye lainnya.
"Sudah dilaporkan untuk kegiatan kampanye," ucap Yusuf Kohar.
Sementara itu, paslon nomor urut 03 Eva Dwiana, melalui Ketua Tim Pemenangan Eva-Deddy, Wiyadi mengatakan, pihaknya telah berkomitmen sejak awal untuk tidak melalukan politik uang.