Badak Lampung FC
Kompetisi Tak Jelas, Pelatih Badak Lampung FC Rafael Berges Pulang ke Kampung Halaman
Keputusan tersebut, kata Dany, lantaran manajemen Badak Lampung menghentikan seluruh kegiatan karena kompetisi Liga 2 2020 kembali ditunda.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Reny Fitriani
Sebelumnya, diberitakan, keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator Liga 1 dan Liga 2 2020, memundurkan kembali jadwal lanjutan kompetisi, membuat hampir semua tim merugi.
Badak Lampung FC, termasuk dalam satu tim merugi akibat ketidakjelasan kompetisi di tengah pandemi Covid-19.
Manajer Badak Lampung FC Dany Aulia bahkan menyebut, kerugian yang dialami tim yang bermarkas di Stadion Sumpah Pemuda, Way Halim, Bandar Lampung itu, sampai 90 persen dari total budget yang dianggarkan untuk satu musim.
"Kalau ada hasil minimal 50 persen, misalnya (kompetisi berjalan) kita (Badak Lampung) sudah masuk ke 8 besar atau semifinal, masih masuk akal," kata Dany Aulia.
"Tapi kan ini kami sudah keluar 90 persen anggaran, tidak dapat hasil apa-apa," sebut Dany Aulia.
Sayangnya, Dany enggan menyebut nominal pasti anggaran yang telah dihabiskan itu.
"Ngga enak lah, nanti terbongkar lagi 'dapur' kami," seloroh Dany.
Di sisi lain, kata Dany, pemasukkan klub sangat minim.
Karena kompetisi tidak bergulir, otomatis pemasukkan dari tiket jelas tidak ada.
Penjualan merchandise pun tidak bisa membantu menopang pengeluaran klub.
Alhasil, lanjut Dany, manajemen memutuskan untuk meliburkan tim sementara waktu sampai ada kejelasan mengenai kompetisi.
"Kan menyangkut juga soal kontrak pemain," ucap Dany Aulia.
Satu-satunya pemasukkan yang terealisasi adalah subsidi dari PT LIB.
Dany menyebutkan, di awal kompetisi atau pada Maret 2020, PT LIB menjanjikan subsidi anggaran sebesar Rp 1,150 miliar selama satu musim.
"Kami baru terima Rp 250 juta," jelas Dany Aulia.